Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Denon Prawiraatmadja
Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Perhubungan

Mengubah Tantangan Jadi Peluang Usaha

Kompas.com - 12/04/2023, 13:26 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Sedangkan cost index dapat dilakukan dengan mengutamakan aspek komersial secara keseluruhan terhadap operasional pesawat.

Dalam suatu operasional pesawat, bisa saja dianggap boros dalam penggunaan bahan bakar, namun di sisi lain keuntungan secara komersialnya lebih besar karena utilisisasi pesawat dapat dilakukan secara maksimal.

Dengan demikian, keuntungannya dapat menutupi biaya penggunaan bahan bakarnya.

Jika fuel conservation dan cost index ini diterapkan, maskapai bisa lebih efisien dan menghemat biaya 1-3 persen dalam setiap penerbangan.

Namun tentu saja untuk dapat melakukan dua hal itu, maskapai harus melakukan training bagi karyawannya agar memahami dan dapat menerapkannya secara konsisten.

Sementara itu, Ilham Akbar Habibie memberikan masukan secara lebih lanjut terkait penggunaan bahan bakar untuk pesawat.

Menurut beliau, avtur yang merupakan bahan bakar fosil pasti akan habis karena dipakai terus-menerus. Dengan demikian, harganya akan cenderung naik.

Perlu dipikirkan lebih lanjut untuk menggantikan avtur dengan bahan bakar non-fosil yang dapat diperbarui atau sustainable aviation fuel (SAF) seperti misalnya penggunaan energi listrik yang dihasilkan dari bahan bakar non-fosil seperti dari tenaga matahari, angin, angin dan sebagainya.

Penggunaan SAF selain dapat mengefisienkan operasional pesawat juga dapat memperpanjang umur mesin pesawat sehingga lebih menguntungkan.

Penggunaan SAF memang tidak bisa serta-merta, namun ada beberapa tahapan yang harus dijalani. Langkah pertama tentu melakukan berbagai penelitian keterkaitan SAF dengan operasional pesawat.

Untuk itu diperlukan kerjasama dengan para pabrikan pesawat seperti Boeing, Airbus bahkan dengan PTDI Indonesia.

Kemudian untuk mulai operasionalnya, juga tidak bisa langsung menggunakan SAF secara penuh. Harus dilakukan bertahap secara hybrida atau campuran dulu dengan avtur.

Misalnya saat proses taxiing dan cruising dapat menggunakan full electric, sedangkan untuk fase-fase krusial seperti take off dan climbing (mendarat) masih dengan avtur. Nanti jika dirasa sudah mantap teknologinya, baru dapat dilakukan secara full dengan SAF.

Saat ini SAF secara hybrid sudah mulai digunakan untuk pesawat jenis baling-baling seperti Cessna Caravan. Bukan tidak mungkin dalam waktu dekat juga akan digunakan oleh pesawat mesin jet.

Oleh karena itu, ada baiknya penerbangan Indonesia juga mulai mengantisipasinya dengan ikut berpartisipasi dalam pengembangan pesawat bermesin listrik ini.

Bersamaan dengan penggunaan SAF, beliau mengatakan bahwa perlu dilakukan digitalisasi dengan menggunakan kecerdasan artifisial (artificial intelligent/AI) untuk membuat operasionalisasi dari pesawat menjadi efisien.

AI dapat digunakan, misalnya, untuk mengoperasikan flight pad, perawatan pesawat dan sebagainya.

Sparepart

Hal lain yang menjadi kendala dalam penerbangan nasional, yaitu terkait pengadaan sparepart pesawat. Seperti diketahui, pesawat-pesawat yang digunakan maskapai Indonesia saat ini hampir semuanya diproduksi pabrik luar negeri.

Tentu saja sparepart-nya juga sebagian besar diproduksi oleh pabrik luar negeri sehingga maskapai harus melakukan proses impor untuk mendapatkan suku cadang pesawat.

Terkait importasi sparepart sebenarnya tidak menjadi persoalan jika prosesnya dapat berjalan dengan cepat dengan biaya yang murah. Permasalahan timbul karena Indonesia memberlakukan kebijakan peningkatan penggunaan produk dalam negeri (P3DN).

Dengan kebijakan ini, secara garis besar, industri-industri di Indonesia diharuskan menggunakan produk termasuk suku cadangnya dari produksi dalam negeri.

Dengan P3DN diharapkan dapat mendorong pertumbuhan industri, penyerapan tenaga kerja dan pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Terdapat peraturan terkait larangan terbatas (Lartas) importasi bagi barang-barang yang dapat diproduksi di dalam negeri.

Artinya pihak industri dalam negeri tidak dapat mengimpor barang-barang yang sudah dapat diproduksi di dalam negeri. Kalau pun tetap akan impor, maka prosesnya panjang dan dikenakan bea masuk yang besar.

Di dalam Buku Tarif Kepabeanan Indonesia (BTKI) tercatat sebanyak 10.829 Kode HS (Harmonized System), dan sekitar 5.299 (49 persen) di antaranya adalah merupakan barang larangan terbatas (Lartas).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bank Mandiri Imbau Nasabah Hati-hati Terhadap Modus Penipuan Berkedok Undian Berhadiah

Bank Mandiri Imbau Nasabah Hati-hati Terhadap Modus Penipuan Berkedok Undian Berhadiah

Whats New
IHSG Turun Tipis di Awal Sesi, Rupiah Dekati Level Rp 16.000

IHSG Turun Tipis di Awal Sesi, Rupiah Dekati Level Rp 16.000

Whats New
Berapa Denda Telat Bayar Listrik? Ini Daftarnya

Berapa Denda Telat Bayar Listrik? Ini Daftarnya

Whats New
Detail Harga Emas Antam Senin 6 Mei 2024, Turun Rp 3.000

Detail Harga Emas Antam Senin 6 Mei 2024, Turun Rp 3.000

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 6 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 6 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Bappeda DKI Jakarta Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Bappeda DKI Jakarta Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Work Smart
Transfer Pengetahuan dari Merger TikTok Shop dan Tokopedia Bisa Percepat Digitalisasi UMKM

Transfer Pengetahuan dari Merger TikTok Shop dan Tokopedia Bisa Percepat Digitalisasi UMKM

Whats New
Harga Bahan Pokok Senin 6 Mei 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Senin 6 Mei 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
IHSG Diperkirakan Melaju, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

IHSG Diperkirakan Melaju, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Earn Smart
Kesenjangan Konsumsi Pangan dan Program Makan Siang Gratis

Kesenjangan Konsumsi Pangan dan Program Makan Siang Gratis

Whats New
Lowongan Kerja Anak Usaha Pertamina untuk S1 Semua Jurusan, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Lowongan Kerja Anak Usaha Pertamina untuk S1 Semua Jurusan, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Work Smart
Erick Thohir: 82 Proyek Strategis BUMN Rampung, tapi Satu Proyek Sulit Diselesaikan

Erick Thohir: 82 Proyek Strategis BUMN Rampung, tapi Satu Proyek Sulit Diselesaikan

Whats New
Ketika Pajak Warisan Jadi Polemik di India

Ketika Pajak Warisan Jadi Polemik di India

Whats New
BTN Konsisten Dongkrak Inklusi Keuangan lewat Menabung

BTN Konsisten Dongkrak Inklusi Keuangan lewat Menabung

Whats New
[POPULER MONEY] HET Beras Bulog Naik | Kereta Tanpa Rel dan Taksi Terbang Bakal Diuji Coba di IKN

[POPULER MONEY] HET Beras Bulog Naik | Kereta Tanpa Rel dan Taksi Terbang Bakal Diuji Coba di IKN

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com