Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Usai Merger, Pelindo Hemat Rp 1,3 Triliun

Kompas.com - 13/04/2023, 11:40 WIB
Yohana Artha Uly,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo mampu mencatatkan efisiensi dan optimalisasi senilai Rp 1,3 triliun pasca melakukan merger.

Direktur Utama Pelindo Arif Suhartono mengungkapkan, penghematan itu sebagian besar berasal dari konsolidasi dan optimalisasi kapasitas finansial Pelindo.

Mulai dari optimalisasi pembiayaan, relokasi aset, dan implementasi pengadaan bersama yang berdampak pada penguatan kapasitas finansial, sekaligus optimalisasi aset yang terintegrasi.  

"Ini merupakan cerminan manfaat dari penggabungan Pelindo yang hanya dapat diperoleh melalui sinergi antar entitas Pelindo Group sehingga pengelolaan segenap sumber daya perusahaan dapat dilakukan secara lebih efisien serta memberikan kontribusi pendapatan bagi negara yang maksimal,” ujarnya dalam acara Media Gathering di Jakarta, Rabu (12/4/2023).

Baca juga: Pelindo Kaji TPK Sorong Jadi Pusat Aktivitas Peti Kemas Indonesia Timur

Ia menjelaskan, dengan pengelolaan yang tersentralisasi, perseroan kini memiliki kendali strategis yang lebih baik. Hal itu memudahkan dalam melakukan transformasi layanan operasi end-to-end seperti menciptakan standarisasi sistem layanan operasional pelabuhan yang sebelumnya berbeda-beda antar pelabuhan.

Beberapa sistem yang distandarisasi adalah TOS Nusantara untuk layanan peti kemas, NPK TOS untuk layanan non peti kemas dan Phinisi untuk layanan kapal.

Menurut Arif, transformasi tersebut telah mendatangkan benefit untuk berbagai pihak. Bagi Pelindo sendiri misalnya, terjadi peningkatan efisiensi biaya operasional, potensi penambahan trafik, peningkatan kompetensi dan knowledge.

"Bagi pelanggan, dengan adanya pengurangan port stay dan cargo stay misalnya, dapat membantu pada penghematan biaya sewa dan operasional kapal bagi perusahaan shipping line yang pada akhirnya diharapkan dapat berkontribusi terhadap penurunan biaya logistik dan mendukung konektivitas maritim,” papar dia.

Salah satu hasil nyata penggabungan Pelindo di bidang operasional adalah adanya peningkatan kinerja dan produktivitas di sejumlah pelabuhan.

Adapun peningkatan produktivitas bongkar muat diukur dengan parameter boks per kapal per jam (BSH) dan pengurangan port stay (waktu sandar kapal di pelabuhan) yang diukur dengan jumlah hari.

Sebagai contoh, di Terminal Peti Kemas (TPK) Belawan jumlah bongkar muat naik lebih dari dua kali lipat yakni dari 20 boks per kapal per jam menjadi 60 boks per kapal per jam dalam kondisi optimum.

Baca juga: Dongkrak Daya Saing, Pelindo Siapkan Pelayaran Direct Call Belawan-India

Kecepatan bongkar muat itu membuat waktu sandar kapal dapat berkurang menjadi setengahnya, dari dua hari menjadi hanya satu hari.

Peningkatan kinerja juga terjadi di TPK Makassar dan Terminal Makassar New Port, di mana waktu sandar dapat berkurang dari dua menjadi satu hari.

Peningkatan kinerja terjadi pula di Terminal Peti Kemas Pelabuhan Ambon, di mana kecepatan bongkar muat naik hampir tiga kali lipat dari 12 boks per kapal per jam menjadi 34 boks dalam kondisi optimum.

"Dampaknya, jumlah waktu sandar kapal dapat terpangkas menjadi dua bahkan satu hari," kata Arif.

Adapun secara keseluruhan, peningkatan produktivitas operasional mulai tercermin pada kinerja perseroan di 2022, yakni arus peti kemas tercatat sebesar 17,2 juta TEUs atau naik 2 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Sedangkan untuk arus barang mencapai 160 juta ton dengan kenaikan 9 persen, arus kapal mencapai 1,2 miliar GT meningkat 1 persen, dan arus penumpang menembus 15 juta orang dengan kenaikan 86 persen dibandingkan periode yang sama.

Baca juga: Kerugian Kasus Dana Pensiun Pelindo Ditaksir Mencapai Rp 148 Miliar
 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com