Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dalam Sepekan, Harga Minyak Dunia Merosot 5 Persen

Kompas.com - 23/04/2023, 09:17 WIB
Erlangga Djumena

Editor

Sumber Antara

HOUSTON, KOMPAS.com - Harga minyak dunia secara mingguan mengalami penurunan. Hal ini akibat ketidakpastian suku bunga dan permintaan.

Pada akhir perdagangan Jumat (21/4/2024) waktu setempat (Sabtu pagi WIB), harga emas hitam mengalami kenaikan di tengah data ekonomi yang kuat di zona euro dan Inggris.

Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Mei naik 50 sen ditutup pada 77,87 dollar AS per barrel di New York Mercantile Exchange.  Sementara Minyak mentah Brent untuk pengiriman Juni naik 56 sen menjadi 81,66 dollar AS per barrel di London ICE Futures Exchange.

Secara mingguan, Brent membukukan penurunan 5,4 persen, sementara WTI merosot 5,6 persen.

Baca juga: Daftar Harga BBM di SPBU Seluruh Indonesia Berlaku April 2023

Kedua harga acuan minyak mentah turun lebih dari dua persen pada Kamis (20/4/2023) - ke level terendah sejak pengumuman tak terduga pada awal April tentang pengurangan produksi oleh beberapa negara OPEC - karena kekhawatiran resesi dan pembengkakan persediaan bensin AS.

Data survei dari zona euro dan Inggris mengangkat harga minyak pada Jumat (21/4/2023).

Pemulihan ekonomi zona euro secara tak terduga meningkat bulan ini karena industri jasa dominan blok tersebut melihat permintaan yang sudah meningkat, lebih dari mengimbangi penurunan yang semakin dalam di manufaktur, survei menunjukkan.

"Sepertinya ekonomi pulih dari musim dingin yang lemah saat ini, tetapi kelemahan manufaktur tetap menjadi perhatian dan meredam kenaikan," kata ekonomi ING dalam sebuah catatan.

Bisnis Inggris juga melaporkan peningkatan aktivitas dan inflasi biaya input paling lambat dalam lebih dari dua tahun, sebuah survei industri menunjukkan.

Di India, pemrosesan minyak mentah di penyulingan tetap mendekati rekor tertinggi pada Maret, data pemerintah sementara menunjukkan, melayani permintaan musiman yang solid di konsumen minyak terbesar ketiga di dunia itu.

Prospek pasokan yang lebih ketat menambah dukungan, dengan para analis mengharapkan penarikan dari persediaan bulan depan, sebagai akibat dari penurunan target produksi OPEC dan meningkatnya permintaan China.

"Pengetatan pasokan diperkirakan kemungkinan akan mendorong harga naik dalam jangka menengah," Commerzbank mengatakan dalam sebuah catatan.

Raksasa jasa ladang minyak SLB mengalahkan estimasi Wall Street untuk laba kuartal pertama, karena kenaikan harga minyak mentah dan pasokan yang ketat meningkatkan permintaan untuk layanannya.

Namun, ketidakpastian ekonomi dan prospek kenaikan suku bunga terus membayangi pasar minyak.

Ketidakpastian permintaan, terutama untuk musim mengemudi musim panas yang akan datang, terus membebani pikiran pedagang, kata Andrew Lipow, Presiden Lipow Oil Associates di Houston.

"Pasar masih di bawah tekanan dengan kekhawatiran tentang permintaan," kata Lipow.

Federal Reserve AS, Bsentral Inggris dan Bank Sentral Eropa diperkirakan akan menaikkan suku bunga ketika mereka bertemu di minggu pertama bulan depan.

Dalam pasokan AS, perusahaan energi AS minggu ini menambahkan rig minyak dan gas alam untuk pertama kalinya dalam empat minggu, kata perusahaan jasa energi Baker Hughes Co.

Jumlah rig minyak, indikator awal produksi di masa mendatang, naik tiga menjadi 591 dalam seminggu hingga 21 April.

Baca juga: Kekhawatiran Resesi Bikin Harga Minyak Dunia Merosot

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com