Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inflasi Melambat, Wall Street Ditup Mayoritas Hijau

Kompas.com - 11/05/2023, 07:10 WIB
Kiki Safitri,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi


NEW YORK, KOMPAS.com – Bursa saham AS atau Wall Street ditutup mayoritas hijau pada perdagangan Rabu (10/5/2023) waktu setempat. Pergerakan harga saham dibayangi oleh rilis inflasi yang lebih baik dari perkiraan.

Nasdaq Komposit bertambah 1,04 persen (126,89 poin) pada level 12.306,44, dan S&P 500 naik 0,45 persen (18,47 poin) menjadi 4.137,64. Sementara itu, Dow Jones Industrial Average (DJIA) melemah 0,09 persen (30,48 poin) pada posisi 33.531,33.

Indeks Harga Konsumen (CPI) yang dirilis Departemen Tenaga Kerja AS naik 4,9 persen YoY pada April, dibandingkan dengan ekspektasi kenaikan 5 persen. Hal itu, meningkatkan potensi bahwa kenaikan suku bunga Federal Reserve hampir berakhir. Sementara itu, secara bulanan indeks CPI naik 0,4 persen, dibandingkan Maret sebesar 0,1 persen.

Baca juga: Tunda Bayar Bunga Obligasi hingga Saham Disuspensi, Ini Penjelasan Waskita Karya

Imbal hasil Treasury jatuh setelah laporan tersebut, dan pergerakan mendukung bursa saham yang saat ini tengah khawatir dengan kenaikan suku bunga. Imbal hasil Treasury 2 tahun turun sekitar 11 basis poin menjadi 3,91 persen, sedangkan tingkat pada 10 tahun turun 8 basis poin menjadi 3,44 persen.

“Optimisme untuk proses disinflasi tetap tinggi karena laporan ini menunjukkan harga tempat tinggal tetap tinggi, yang berarti kelambatan yang kita lihat dengan harga sewa mulai terlihat secara berarti selama beberapa bulan,” kata Ed Moya, senior analis pasar di Oanda, dikutip dari CNBC.

"Inflasi akan terus menurun selama beberapa bulan ke depan, tetapi untuk turun kembali ke 2 persen akan jauh lebih sulit mengingat kekuatan di pasar tenaga kerja,” lanjutnya.

Keuntungan pasar secara keseluruhan tertahan karena saham siklikal, yang paling erat kaitannya dengan ekonomi, diperdagangkan lebih rendah. Saham seperti Nike turun 1,24 persen, dan Caterpillar melemah 0,15 persen. Sementara itu, saham Airbnb ambels 10,5 persen, dan Twilio jatuh 12,6 persen usai melaporkan perkiraan yang lemah.

Baca juga: RI Bisa Tambah 10 Persen Saham di Freeport Setelah 2041

Sementara itu, pembuat kendaraan listrik Rivian berakhir menguat 1,8 persen lebih tinggi, sehari setelah perusahaan membukukan kerugian yang lebih kecil dari perkiraan. Musim pendapatan berlanjut Rabu dengan hasil pendapatan dari Disney dan Robinhood.

Namun terlepas dari sentimen inflasi, Stephen Stanley kepala ekonom di Amherst Pierpont menilai pergerakan harga saham akan lebih rendah di bulan April, dan Wall Street berhati-hati untuk bergerak reli besar-besaran.

“Dengan berlalunya setiap bulan tanpa melambatnya inflasi inti, peluang untuk turun ke perkiraan FOMC untuk tahun ini semakin berkurang. Jadi, bagi saya, ini bukan hasil yang dovish,” kata Stanley.

Investor juga memantau kabar mengenai tingkat plafon utang AS karena kekhawatiran meningkat bahwa kesepakatan mungkin tidak tercapai sebelum 1 Juni tahun ini. Departemen Keuangan AS menilai, keputusan tersebut erat kaitannya dengan potensi gagal bayar.

Baca juga: Gagal Bayar Utang AS Bakal Guncang Tenaga Kerja dan Pasar Saham

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com