Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

China Tolak Dilabeli sebagai Negara Maju, Apa Alasannya?

Kompas.com - 14/05/2023, 21:06 WIB
Muhammad Idris

Penulis

KOMPAS.com - Pemerintah China dengan tegas menolak label sebagai negara maju yang disematkan oleh Amerika Serikat. Meski jadi negara dengan ekonomi terbesar kedua dunia, sampai saat ini Beijing bersikeras mempertahankan statusnya sebagai negara berkembang.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China (MFA), Wang Wenbin, menyebut bahwa status negara berkembang China didukung oleh fakta-fakta konkret. Hal ini sudah tak perlu lagi dibantah.

"Status China sebagai negara berkembang didukung oleh fakta-fakta konkrit. PDB per kapita China pada tahun 2022 adalah 12.741 dollar AS, atau seperlima dari ekonomi maju dan hanya seperenam dari AS," beber Wenbin dikutip dari laman resmi MFA, Minggu (14/5/2023).

"Pendapatan nasional bruto menempati peringkat ke-68 dan HDI ke-79 di dunia pada tahun 2021, yang serupa dengan negara-negara berkembang besar lainnya," kata dia lagi.

Baca juga: Berapa Jumlah BUMN di China dan Mengapa Mereka Begitu Perkasa?

Wenbin bilang, status China sebagai negara berkembang juga memiliki dasar yang kuat dalam hukum internasional. Status ini diakui oleh peraturan dalam Organisasi Perdagangan Dunia atau WTO.

Beberapa perjanjian organisasi dunia lainnya juga menegaskan China masihlah berstatus negara berkembang, bukan sebaliknya dilabeli sebagai negara maju.

"Selama bertahun-tahun, China telah berdiri bahu-membahu dengan negara-negara berkembang di Asia, Afrika, dan Amerika Latin dalam perjuangan pembebasan nasional dan saling mendukung dalam pembangunan nasional," ujar Wenbin.

"Kami bersama-sama telah mendemonstrasikan dengan jelas apa arti seorang teman yang membantu teman yang sedang membutuhkan. Yang demikian itu adalah seorang teman sejati," ungkap dia.

Baca juga: Mengapa PKI dan Komunis di Seluruh Dunia Identik dengan Palu Arit?

Menurutnya, alih-alih bergabung dengan kelompok negara kaya yang didominasi negara-negara Barat, China mengklaim akan selalu berdiri dengan sesama negara berkembang untuk memperjuangkan hak bersama dan membela kepentingan bersama.

Seperti yang ditegaskan Presiden Xi Jinping, sambung Wenbin, China akan selalu menjadi anggota keluarga besar negara-negara berkembang.

Lanjut dia, pemerintah China juga membantah tuduhan status sebagai negara berkembang dijadikan akal bulus untuk mendapatkan banyak keuntungan, terutama terkait perdagangan internasional.

Sebagai informasi saja, status negara berkembang bisa dibilang banyak memiliki keuntungan. Banyak negara di dunia, terutama negara maju, memberlakukan tarif masuk impor barang yang lebih rendah dari negara-negara berkembang.

Baca juga: Khrushchyovka, Cara Uni Soviet Sediakan Rumah Murah bagi Warganya

Apabila suatu negara berkembang berubah statusnya menjadi negara maju, maka negara tersebut akan kehilangan sejumlah keistimewaan yang tidak didapat negara maju dalam perdagangan internasional.

"Saya juga ingin menekankan bahwa adalah hak China yang ssah untuk mempertahankan status negara berkembang kita. China tidak menggunakan status tersebut sebagai tameng untuk menghindari kewajiban internasional atau batu loncatan mendapatkan hak istimewa," kata Wenbin.

"Sebaliknya, kami telah berkontribusi pada perdamaian dan pembangunan dunia. Dari tahun 2013 hingga 2021, China telah menyumbang rata-rata sekitar 38,6 persen pertumbuhan ekonomi dunia setiap tahunnya, lebih tinggi dari gabungan negara-negara G7," tambah dia.

Ia mengklaim, China adalah negara yang pertama mewujudkan program apa yang disebut pemerintah China sebagai "Tujuan Pembangunan Milenium" dan menyumbang lebih dari 70 persen pengentasan kemiskinan dunia.

Baca juga: Penasaran seperti Apa Kondisi Ekonomi Palestina?

"Kami telah menjadi kontributor terbesar kedua untuk penilaian anggaran dan pemeliharaan perdamaian PBB. Di WTO, ketentuan perlakuan khusus dan berbeda untuk China memberikan dukungan yang jauh lebih tidak menguntungkan daripada rata-rata tingkat dukungan yang dinikmati oleh negara-negara berkembang," kata Wenbin.

Ia menegaskan, AS tidak dapat memutuskan apakah China adalah negara berkembang atau maju. Negara Paman Sam juga disebutnya telah membuat berbagai narasi palsu untuk menyangkal status negara berkembang China dengan tujuan tunggal untuk menekan dan menahan pembangunan China.

Wenbin juga menuding, dengan mencap China sebagai negara maju, maka AS bisa mengalihkan tanggung jawab pada China, untuk menabur perselisihan antara China dan negara berkembang lainnya.

"Tetapi Cina dan negara berkembang lainnya tidak akan jatuh ke dalam perangkap itu. China akan dengan tegas mempertahankan status negara berkembangnya, memperdalam solidaritas dan kerja sama dengan negara berkembang lainnya," tutupnya.

Baca juga: Mengapa Israel Begitu Kaya Raya?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Spend Smart
Apa Itu 'Cut-Off Time' pada Investasi Reksadana?

Apa Itu "Cut-Off Time" pada Investasi Reksadana?

Earn Smart
Mengenal Apa Itu 'Skimming' dan Cara Menghindarinya

Mengenal Apa Itu "Skimming" dan Cara Menghindarinya

Earn Smart
BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

Whats New
Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Whats New
CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

Whats New
Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Earn Smart
HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Whats New
KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

Rilis
Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Whats New
Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan 'Daya Tahannya'

Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan "Daya Tahannya"

Whats New
“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com