Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Menteri Bahlil, Ada Negara yang Tolak Hyundai Masuk RI

Kompas.com - 16/05/2023, 20:37 WIB
Muhammad Idris

Penulis

Sumber Antara

KOMPAS.com - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia bercerita soal kendala yang dihadapi Pemerintah Indonesia saat hendak menarik investasi Hyundai ke Tanah Air pada 2019.

Ia bahkan mengatakan ada negara yang tidak ingin Hyundai masuk dan beroperasi di Indonesia kala itu.

“Jadi, waktu kita mau tanda tangan ini (proyek Hyundai) banyak negara tertentu yang tidak pingin Hyundai masuk, mobil listrik ini," kata Bahlil dikutip dari Antara, Selasa (16/5/2023).

"Saya harus ngomong. Saya tidak mengatakan negara mana tetapi ada negara yang tidak pingin ini barang masuk,” katanya lagi.

Baca juga: Penasaran Berapa Gaji Lembur untuk Dosen PTN?

Bahlil mengungkapkan investasi Hyundai Motor senilai 1,55 miliar dollar AS diawali dengan ditandatanganinya nota kesepahaman (memorandum of understanding) rencana investasi pada November 2019.

Penandatanganan MoU kala itu disaksikan oleh Presiden Joko Widodo dan Executive Vice Chairman Hyundai Motor Group Chung Eui-sun.

Pada fase pertama, Hyundai fokus pada investasi pabrik pembuatan mobil dan akan mengekspor setidaknya 50 persen dari total produksinya.

Adapun pada fase kedua akan berfokus pada pengembangan pabrik pembuatan mobil listrik, pabrik transmisi, penelitian dan pengembangan (R&D), pusat pelatihan, dan produksi Hyundai akan diekspor sebanyak 70 persen.

Baca juga: Mengenal Logam Tanah Jarang atau Rare Earth yang Bikin Geger se-Eropa

Per Maret 2022, pabrik Hyundai di Cikarang, Jawa Barat, telah berhasil memproduksi mobil listrik Hyundai Ioniq 5.

Bahlil bercerita, saat penandatanganan MoU tersebut, banyak pihak meragukan realisasi investasi Hyundai tersebut. Terlebih terkait rencana produksi mobil listrik. Belum lagi kondisi pandemi Covid-19 yang melanda kemudian pada 2020.

“Hyundai itu saya tanda tangan waktu itu 2019 untuk mobil listrik, waktu itu banyak orang mengatakan tidak mungkin bisa terjadi," beber Bahlil.

"Apalagi setelah tanda tangan selesai langsung Covid-19. Kita menyampaikan waktu itu pada Presiden Moon, presiden sebelumnya, bahwa kita komitmen untuk mengawal investasi sekalipun Covid-19 dan kita jalan terus,” ujarnya lagi.

Baca juga: Mengapa Israel Begitu Kaya Raya?

Bahkan, sambung Bahlil, saat ini produk mobil listrik pabrikan Korea Selatan itu mulai diterima oleh masyarakat Indonesia.

“Alhamdulillah sekarang Hyundai produknya sudah bisa dipakai orang Indonesia dan orang Indonesia cinta betul terhadap mobil listrik. Saking cintanya sekarang antre 6 bulan sampai 8 bulan baru bisa dapat mobil di showroom,” imbuhnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Whats New
Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Whats New
Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Whats New
Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

Whats New
Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

Whats New
Antisipasi El Nino, Mentan Amran Dorong Produksi Padi NTB Lewat Pompanisasi

Antisipasi El Nino, Mentan Amran Dorong Produksi Padi NTB Lewat Pompanisasi

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru pada Jumat 3 Mei 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru pada Jumat 3 Mei 2024

Spend Smart
Keberatan Penetapan Besaran Bea Masuk Barang Impor, Begini Cara Ajukan Keberatan ke Bea Cukai

Keberatan Penetapan Besaran Bea Masuk Barang Impor, Begini Cara Ajukan Keberatan ke Bea Cukai

Whats New
Ada Penyesuaian, Harga Tiket Kereta Go Show Naik per 1 Mei

Ada Penyesuaian, Harga Tiket Kereta Go Show Naik per 1 Mei

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Whats New
Melirik Potensi Bisnis Refraktori di Tengah Banjir Material Impor

Melirik Potensi Bisnis Refraktori di Tengah Banjir Material Impor

Whats New
IHSG Bergerak Tipis di Awal Sesi, Rupiah Bangkit

IHSG Bergerak Tipis di Awal Sesi, Rupiah Bangkit

Whats New
Harga Emas Terbaru 3 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 3 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Pertamina Geothermal Kantongi Laba Bersih Rp 759,84 Miliar per Kuartal I-2024

Pertamina Geothermal Kantongi Laba Bersih Rp 759,84 Miliar per Kuartal I-2024

Whats New
Ekspansi Pabrik Terealisasi, Emiten Alat Kesehatan OMED Catat Laba Bersih Rp 63,5 Miliar per Kuartal I-2024

Ekspansi Pabrik Terealisasi, Emiten Alat Kesehatan OMED Catat Laba Bersih Rp 63,5 Miliar per Kuartal I-2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com