Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekonom Perkirakan Beban Bunga Utang 2024 Bakal Melonjak hingga Rp 510 Triliun

Kompas.com - 22/05/2023, 06:07 WIB
Erlangga Djumena

Editor

Sumber

JAKARTA, KOMPAS.com - Beban pembayaran bunga utang pemerintah pada tahun depan berpotensi meningkat. Hal ini terjadi karena beberapa faktor termasuk kenaikan suku bunga dan juga kebutuhan pembiayaan yang besar di sepanjang tahun 2023.

Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira memproyeksikan, beban pembayaran bunga utang tahun depan bisa melonjak di kisaran Rp 480 trilun hingga Rp 510 triliun. Nilai tersebut meningkat dari pembayaran bunga utang tahun ini yang sebesar Rp 441,4 triliun.

Menurut dia, kebutuhan pembiayaan yang besar pada tahun ini menyebabkan bunga utang pemerintah tahun depan semakin tinggi. Misalnya saja untuk pembiayaan infrastruktur menjelang tutup tahun kepemimpinan Presiden Joko Widodo.

Baca juga: Sederet Bencana Keuangan jika AS Gagal Bayar Utang

“Pembiayaan untuk infrastruktur misalnya untuk mengejar agar pembiayaan infrastruktur ini ini bisa mendorong realisasi pembangunan infrastruktur sebelum tutup tahun, sehingga kebutuhannya besar,”’ tutur Bhima kepada Kontan.co.id, Minggu (21/5/2023).

Faktor lainnya adalah adanya tekanan kenaikan gaji Pegawai Negeri Sipil (PNS), atau anggaran belanja pegawai yang meningkat, juga menjadi penyebab penambahan beban utang negara.

Selain itu, pemerintah juga masih harus membayar utang jatuh tempo dengan menerbitkan utang baru, yang akhirnya akan berkorelasi pada keniakan beban bunga utang tahun depan.

Baca juga: Disebut Punya Utang Rp 17.500 Triliun, Berapa Utang Pemerintah Sebenarnya?

Bhima juga melihat, postur belanja APBN yang dirancang untuh 2024 cenderung populis.

“Anggaran perlinsos yang besar mau dibayar pakai apa kalau bukan nambah utang baru? Risiko dari kenaikan beban bunga utang itu akan mempersempit ruang fiskal, ditangeh rasio pajak yang masih tertekan khususnya pasca pandemi. jadi agak sulit mencapai rasio pajak di atas 11 persen,” kata Bhima.

Bhima khawatir, harga komoditas yang semakin melemah akan mempengaruhi kemampuan pemerintah untuk membayar bunga utang.

Baca juga: IMF: Ekonomi Indonesia Jauh di Atas Pertumbuhan Ekonomi Dunia

Selain itu, Debt Service Ratio (DSR) juga diperkirakan akan mengalami peningkatan karena kinerja ekspor dan penerimaan valuta asing (valas) yang sebelumnya dibantu oleh kinerja ekspor komoditas dan surplus perdagangan mengalami perlemahanm.

“Jadi pemerintah harus hati-hati. Karna beban bunga utang yang terus meningkat ini akan kontraproduktif terhadap pertumbuhan ekonomi,” ucap dia.

Alasan bisa mengganggu pertumbuhan ekonomi adalah, uang yang seharusnya digunakan untuk hal-hal yang sifatnya produktif, justru sebagian digunakan untuk pembayaran bunga utang. Hal tersebut yang membuat ekonomi kurang bertenaga dan kurang stimulus dari sisi fiskal. (Siti Masitoh)

Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul Ekonom Celios Perkirakan Beban Bunga Utang 2024 Melonjak hingga Rp 510 Triliun

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Spend Smart
Apa Itu 'Cut-Off Time' pada Investasi Reksadana?

Apa Itu "Cut-Off Time" pada Investasi Reksadana?

Earn Smart
Mengenal Apa Itu 'Skimming' dan Cara Menghindarinya

Mengenal Apa Itu "Skimming" dan Cara Menghindarinya

Earn Smart
BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

Whats New
Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Whats New
CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

Whats New
Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Earn Smart
HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Whats New
KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

Rilis
Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Whats New
Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan 'Daya Tahannya'

Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan "Daya Tahannya"

Whats New
“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com