Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Suku Bunga dan Utang AS Bikin Harga Emas Dunia Turun, Ini Sebabnya

Kompas.com - 23/05/2023, 09:41 WIB
Yohana Artha Uly,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

Sumber CNBC

NEW YORK, KOMPAS.com - Harga emas dunia turun tipis pada akhir perdagangan Senin (22/5/2023) waktu setempat atau Selasa pagi WIB, terbebani komentar hawkish dari pejabat Federal Reserve dan pasar yang menanti hasil negosiasi plafon utang Amerika Serikat (AS).

Mengutip CNBC, harga emas di pasar spot turun 0,1 persen menjadi di level 1.974,90 dollar AS per ons. Sementara harga emas berjangka Comex New York Exchange turun 0,2 persen ke level 1.977,10 dollar AS per ons.

Pasar saat ini sedang menanti risalah pertemuan para pejabat bank sentral AS atau Federal Reserve (The Fed) yang dijadwalkan pada hari Rabu.

Baca juga: Tenggat Tinggal 2 Minggu, Amerika Serikat Dihantui Malapetaka Ekonomi Jika Gagal Bayar Utang

Pasar memperkirakan peluang sekitar 68,6 persen untuk The Fed mempertahankan suku bunganya dan 31,4 persen untuk kenaikan 25 basis poin di bulan Juni, menurut alat CME FedWatch.

FedWatch merupakan alat yang menjadi barometer bagi pelaku pasar untuk mengukur ekspektasi perubahan kebijakan The Fed jelang pertemuan FOMC.

Adapun pada awal Mei ini, The Fed telah meningkatkan suku bunga acuannya menjadi 5 sampai 5,25 persen. Tingkat suku bunga acuan itu menjadi yang tertinggi dalam kurun waktu 16 tahun terakhir.

Presiden Fed Minneapolis Neel Kashkari mengatakan, bahwa ada kemungkinan untuk suku bunga bergerak ke arah 6 persen guna mencapai target menekan laju inflasi di 2 persen.

Di sisi lain, Presiden Fed St. Louis James Bullard mengatakan, kemungkinan ada kebutuhan untuk kenaikan lebih tinggi pada kebijakan suku bunga.

Sebagai informasi, emas memang dianggap sebagai aset lindung nilai terhadap inflasi dan gejolak ekonomi, namun emas juga sangat sensitif terhadap kebijakan suku bunga.

Ketika suku bunga naik, maka emas yang tidak memberikan imbal hasil menjadi tak menarik bagi investor, berbeda dari obligasi dan saham yang memang memberikan imbal hasil.

Sementara itu, kekhawatiran atas kesepakatan plafon utang AS turut mempegaruhi pergerakan harga emas.

Baca juga: Ekonom Perkirakan Beban Bunga Utang 2024 Bakal Melonjak hingga Rp 510 Triliun

Presiden AS Joe Biden dan Ketua Kongres dari Partai Republik Kevin McCarthy akan bertemu pada hari Senin untuk membahas peningkatan plafon utang pemerintah federal.

Pertemuan yang dilakukan jelang 10 hari sebelum AS menghadapi kondisi gagal bayar yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Pasar tengah menanti hasil kesepakatan plafon utang AS, jika tidak ada kesepakatan sebelum 1 Juni mendatang, dan terjadi gagal bayar, maka akan melemahkan ekonomi, investor pun bisa mengalihkan dananya ke emas yang berperan sebagai aset lindung nilai.

"Pasar juga mengamati pergerakan dollar AS dengan cermat, yang merupakan elemen utama dalam berkurangnya minat beli investor di pasar emas baru-baru ini," kata Jim Wyckoff, Analis Senior di Kitco Metals.

Baca juga: Inflasi Meroket, Argentina Naikkan Suku Bunga Acuan Jadi 97 Persen

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com