Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3 Kota Indonesia Masuk Smart City Index, Erick Thohir: Saya Kaget, Kok Surabaya Tidak Masuk

Kompas.com - 25/05/2023, 12:12 WIB
Kiki Safitri,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengaku kaget karena berdasarkan data Smart City Index (SCI) 2023, ternyata kota Surabaya tidak termasuk sebagai Smart City atau kota pintar.

Data tersebut mengungkapkan merupakan data yang menunjukkan indeks kota pintar di dunia dari total 141 kota yang dianalisa. Ada tiga kota di Indonesia yang masuk dalam indeks Smart City Index (SCI) 2023 yakni, DKI Jakarta, Medan, dan Makassar.

“Saya juga cukup surprise, ternyata Surabaya tidak masuk Smart City Index. Saya kaget, kok Surabaya tidak masuk, padahal Jakarta, Makasar, dan Medan masuk. Artinya, ada opportunity di situ. Bagaimana nantinya ada win-win partnership untuk (pengembangan) digital ekonomi dari Smart City,” kata Erick di Jakarta, (25/5/2023).

Baca juga: Indonesia-China Smart City Expo 2023 Dukung Wujudkan Kota Pintar di RI

“Saya tidak bisa berargumentasi mengenai data itu, karena saya hanya membaca data, di situ ada rangking-rangkingnya, ada dari China, ada juga dari AS. Mudah-mudahan datanya tidak salah,” tambah mantan Presiden Inter Milan itu.

Namun, dia menekankan berdasarkan data tersebut terdapat pengembangan yang bisa dilakukan lebih lanjut. Hanya saja, membangun kota eksisting memiliki biaya yang jauh lebih besar dibandingkan membangun kota baru.

“Ketika kita berinvestasi di kota-kota baru jika dibandingkan dengan kota-kota yang sudah ada, seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, itu ongkosnya akan dua kali lebih mahal, dibandingkan membangun kota yang baru dengan infrastruktur terkini, itu realita,” ungkap Erick.

Erick mengungkapkan, dengan jumlah penduduk Indonesia sebesar 280 juta, dengan usia rata-rata 30 tahun, hadirnya new economy tidak dapat dihindarkan. Di sisi lain, kehidupan generasi muda juga sangat berubah dari segi kultur.

“Mau tidak mau, memang pembangunan kota-kota baru berdasarkan digital economy itu tidak bisa dihindari. Oleh karena itu Presiden Jokowi membangun IKN, untuk menjawab ini. Karena penduduk Indonesia sendiri kedepan akan bertambah 30-50 juta lagi,” ungkap Ketua PSSI itu.

“Nah pertanyaannya, penduduk yang muda ini akan dimana? Apakah di Surabaya, di Medan, atau dimana? Tidak mungkin tertampung. Ya salah satunya di IKN itu, IKN diharapkan menampung 30 juta orang dalam masa periode yang cukup lama,” ungkap dia.

Pembangunan IKN diharapkan menjadi solusi untuk pertumbuhan penduduk yang tak bisa terhindarkan di masa depan. Dia memastikan dengan fasilitas dan infrastruktur digital yang memumpuni, IKN dapat menjawab kebutuhan masyarakat di era modern.

Baca juga: Buntut BSI Error: Erick Thohir Rombak Direksi hingga Beri Peringatan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com