Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Joshua Agusta
Executive Director

Joshua is an ED at Vertex Ventures. Prior to joining Vertex, Joshua was a Director of Venture Funds at Mandiri Capital Indonesia, the corporate VC arm of Bank Mandiri, one of the largest financial institutions in Indonesia. During his tenure at Mandiri Capital, he successfully set up and led the creation of Indonesia Impact Fund ($25Mn AUM) and Merah Putih Fund ($300Mn AUM). Joshua was also one of the founding team at MDI Ventures, the Corporate VC arm of Telkom Indonesia, Indonesia’s largest telco company. His last held position was a Vice President of Investments where he led all the investment operations of MDI Ventures and managed to secure a total of 7 exits during his tenure.

Katalis Revolusi Startup Indonesia

Kompas.com - 08/06/2023, 09:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

PADA 2021 dan 2022, lanskap industri startup mengalami dinamika pertumbuhan yang sangat menarik. Sementara tahun 2023, kenaikan suku bunga dan tingkat inflasi diperkirakan membuat prospek pertumbuhan sedikit tersendat.

Namun demikian, ekosistem startup Indonesia yang telah berkembang pesat selama satu dekade terakhir telah sukses menciptakan ruang inovasi teknologi, yang terbukti dari eksistensi unicorn dan pertumbuhan berbagai startup ternama di dalam negeri.

Dalam artikel ini, kami menggarisbawahi peran penting para founder yang menjadi pemimpin dari inovasi teknologi di Indonesia, tahun 2023 dan seterusnya.

Vertex Ventures Southeast Asia & India (VVSEAI) pertama kali mulai berinvestasi di Indonesia hampir satu dekade lalu.

Seiring berjalannya waktu, kami telah menyaksikan pencapaian luar biasa dalam ekosistem startup Indonesia yang sedang booming. Berikut adalah beberapa di antaranya:

Pasar konsumen terbesar di Asia Tenggara, dengan daya beli yang meningkat. Indonesia mencatatkan GDP sebesar 1,05 triliun dollar AS dan merupakan kekuatan ekonomi terbesar ke-15 di dunia dengan GDP per kapita sebesar 4.308 dollar AS.

Indonesia memiliki 270 juta penduduk, sehingga menawarkan kesempatan besar bagi startup untuk penetrasi pasar yang lebih luas.

Meningkatnya populasi konsumen digital. Penetrasi smartphone di Indonesia mencapai 83 persen, dan diproyeksikan naik ke 88,7 persen pada tahun 2026 (Sumber: Statista).

Sementara itu, penetrasi internet mencapai 75,47 persen diproyeksikan meningkat ke 82,53 persen pada 2026.

Indonesia juga memiliki 191 juta pengguna media sosial aktif. Dengan angka tersebut, ekonomi digital Indonesia menjadi benteng bagi startup yang ingin berkembang pesat.

Sektor teknologi layanan digital yang kian berkembang. Nilai Gross Merchandise Value (GMV) dari ekonomi berbasis internet di Indonesia diperkirakan akan mencapai 133 miliar dollar AS pada 2025, menurut perkiraan Google, Temasek, dan Bain.

Faktor ekonomi, politik, dan dinamika pasar turut mendukung pertumbuhan startup Indonesia – namun, inti dari revolusi digital ini adalah tenaga manusia dan talenta startup yang telah sukses mengeksekusi visi bisnis mereka.

Gelombang pertama “SEA Turtles

Talenta Indonesia yang kembali dari luar negeri telah memainkan peran penting dalam merintis lanskap startup dalam negeri.

Nadiem Makarim, pendiri Go-Jek, berkuliah di Brown University dan bekerja di McKinsey Jakarta sebelum kuliah di Harvard Business School pada 2009.

Pendiri startup seperti Nadiem Makarim (Go-Jek) dan Ryu Kawano Suliawan (Midtrans) percaya bahwa pengalaman mereka selama di luar negeri sangatlah transformatif.

Mereka banyak mengambil inspirasi dari para pengusaha yang membangun startup dari nol di Amerika Serikat, yang pada 2009 telah memiliki ekosistem VC yang telah jauh lebih matang.

Modal sosial dari program global seperti Harvard Business School juga punya peran penting bagi para founders. Nadiem dan Ryu adalah teman seangkatan selama berkuliah di Harvard, dan mereka akhirnya bekerja sama setelah Go-Jek mengakuisisi MidTrans pada 2017.

Nadiem dan Ryu adalah contoh dari ‘SEA Turtles' – istilah yang digunakan untuk menyebut orang Asia Tenggara yang kembali ke negara mereka setelah belajar atau bekerja di luar negeri.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com