Ini mungkin menjadi faktor terpenting, di mana alumni menggambarkan perusahaan unicorn tempat mereka bekerja sebagai “laboratorium kewirausahaan” – yang membekali mereka dengan cara membangun network, budaya perusahaan, hingga sistem operasional profesional dan terstruktur pada tahap awal memulai sebuah startup.
SEA Turtles dan mantan karyawan alumni unicorn merupakan faktor penting bagi berkembangnya ekosistem teknologi di Indonesia.
Namun, terlepas dari hal tersebut, masih banyak founder lokal di Indonesia yang memanfaatkan pengalaman serta pengetahuan luas mereka untuk meningkatkan penetrasi produk digitalnya.
Salah satunya adalah Pintarnya, startup lokal yang didirikan oleh Nelly Nurmalasari (ex-Traveloka), Henry Hendrawan (ex-Traveloka), dan Ghirish Pokardas (ex-KKR).
Pintarnya membantu kelas pekerja Indonesia untuk menemukan pekerjaan yang lebih baik dan mengakses layanan keuangan.
Sejauh ini, mereka telah menghubungkan lebih dari 6.000 pemberi kerja dengan lebih dari 100.000 pencari kerja sejak diluncurkan pada Mei 2022.
Tim Pintarnya terinspirasi dari pengalaman Nelly sebagai pemilik salon rambut, di mana ia sering mengalami kesulitan dalam menemukan pekerja yang cocok.
Sementara di sisi lain, banyak pula karyawan Nelly yang kesulitan dalam mengajukan pinjaman dan mengakses produk finansial karena tidak memiliki rekam jejak pendapatan yang stabil.
Pengalaman nyata dari Nelly sangat berguna dalam memperkuat visi dan langkah eksekusi Pintarnya, yaitu menciptakan platform digital berupa aplikasi all-in-one untuk mengakses lowongan pekerjaan profesional dan layanan keuangan.
Pintarnya hanyalah salah satu contoh dari generasi alumni startup yang berhasil menggabungkan wawasan lokal dengan eksposur global untuk membentuk tim yang kuat yang dapat mengeksekusi visi mereka di Indonesia.
Selain Pintarnya, VVSEAI juga berinvestasi di Tiptip yang didirikan oleh Albert Lucius yang sebelumnya memulai Kudo (diakuisisi oleh Grab) di Indonesia dan di Cosmart yang didirikan oleh Alvin Kumarga yang merupakan alumni Traveloka.
Ke depannya, VVSEAI terus berkomitmen untuk mendukung tim yang memiliki koneksi kuat terhadap pasar lokal Indonesia, serta mendukung gelombang talenta berikutnya, baik yang berasal dari Indonesia maupun SEA Turtles.
Kesuksesan startup Indonesia telah menghasilkan ekosistem investor yang terdiri dari para founder ‘senior’ yang ingin berinvestasi kembali di startup-startup baru dan membimbing para founder muda.
Salah satu pemain utamanya adalah ANGIN, yaitu network angel investor yang berfokus pada startup tahap awal dengan nilai investasi rata-rata 50.000 dollar AS hingga 500.000 dollar AS untuk putaran yang lebih besar.
Beberapa angel investor lainnya adalah mantan karyawan dari perusahaan teknologi seperti GoTo (Aldi Haryopratomo. Andre Soelistyo, Kevin Aluwi, Rama Notowidigdo), Bukalapak (Achmad Zaky), Fazz Financial (Hendra Kwik), Xendit (Moses Lo), Koinworks (Willy Arifin), serta Pandu Sjahrir, Arya Setiadharma, dan Jerry Ng.
Ekosistem angel investment yang sedang berkembang di Indonesia merupakan bukti dari kancah startup yang berkembang pesat di negara ini dan banyak pengusaha sukses yang menunjukkan dukungan penuh dengan berinvestasi pada generasi founder berikutnya.
Dengan semakin banyaknya modal dan keahlian yang mengalir ke lanskap investasi tahap awal, startup Indonesia dapat menerima lebih banyak dukungan dan bimbingan dari investor berpengalaman, sehingga pada akhirnya membuka jalan bagi inovasi dan pertumbuhan yang lebih besar di masa depan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya