JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif Pelaksana Prakerja, Denni Puspa Purbasari mengatakan, nilai tinggi indeks prestasi kumulatif (IPK) pelamar kerja tidak menjamin bakal lolos diterima kerja di perusahaan.
Ada berbagai faktor yang membuat pencari kerja tersebut tidak lolos saat wawancara (interview) kerja.
"IPK boleh 3,8 tapi saat wawancara terlambat. Saat wawancara, tidak bisa mempresentasikan dirinya dengan baik, pakaiannya acak-acakan, artikulasi verbalnya buruk, tidak menunjukkan bahwa kita itu niat untuk mencari pekerjaan misalnya," katanya dikutip dari video Instagram @prakerja.go.id, Selasa (20/6/2023).
Baca juga: Tips Atur Keuangan untuk Beli Hewan Kurban
Berkaca dari faktor tersebut, Denni membagikan tips supaya pencari kerja bisa lolos pada tahap interview. Salah satunya menelusuri profil perusahaan yang dilamar. Karena menurutnya itu penting.
"Kalau orang mau lamar kerja itu adalah cari tahu tentang perusahaan itu. Karena bisa saja pertanyaannya "kenapa Anda mendaftar di sini?". Enggak bisa menjawab kalau kalian tidak mengeksplor," ujar dia.
Baca juga: 5 Tips Memulai Investasi Emas
Hal itu juga dilakukan oleh Manajemen Pelaksana (PMO) Kartu Prakerja ketika merekrut pegawai bergabung di program pelatihan yang digagas oleh pemerintah ini.
"Itu juga ketika kami melakukan talent acquisition di PMO, ketika saya tanya kenapa kemudian Anda memilih untuk melamar di PMO? Enggak ngerti tentang Prakerja, ya sudah 5 menit say thank you goodbye. Karena apa? karena enggak niat," lanjut Denni.
Lalu, pelamar kerja harus dibekali dengan adanya keikutsertaan berbagai pelatihan. Sebab, ijazah pendidikan dan berbagai pengalaman kerja itu tidak cukup.
"Mau dia punya CV kerja di sana sini, not impressive enough. Jadi pantaskan diri kita, kuatkan niat kita dan kredensialnya dilengkapi. Bukan hanya dengan ijazah tetapi dengan sertifikat-sertifikat pelatihan, baik itu formal, informal semuanya diperbanyak," saran Denni.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya