Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IHSG Awal Sesi Lanjutkan Kenaikan, Rupiah Melemah

Kompas.com - 04/07/2023, 09:44 WIB
Kiki Safitri,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di hijau pada awal perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Selasa (4/7/2023). Hal ini berbeda dengan mata uang garuda yang melemah pada perdagangan pasar spot.

Melansir data RTI, pukul 9.29 WIB, IHSG berada pada level 6.699,49 atau naik 2,7 poin (0,04 persen) dibanding penutupan sebelumnya pada level 6.696,71.

Sebanyak 261 saham melaju di zona hijau dan 182 saham di zona merah. Sedangkan 214 saham lainnya stagnan. Adapun nilai transaksi hingga saat ini mencapai Rp 1,17 triliun dengan volume 2,5 miliar saham.

Bursa Asia pagi ini mixed dengan kenaikan Hang Seng Hongkong 0,4 persen (85,6 poin) pada level 19.392,21, dan Shanghai Komposit di posisi 3.244,49 atau menguat 0,02 persen (0,5 poin). Sementara itu, Nikkei melemah 0,9 persen (319,9 poin) pada level 33.244,39 dan Strait Times pada posisi 3.203,8 atau turun 0,1 persen (3,3 poin).

Baca juga: Proyeksi IHSG Hari Ini, Waspada Potensi Koreksi!

Sebelumnya, Associate Director of Research and Investment Maximilianus Nico Demus mengatakan, hari ini IHSG berpotensi menguat terbatas. Namun, potensi koreksi masih ada, yang dibayangi oleh data PMI Manufacturing China. PMI Manufacturing mengalami kenaikkan dari sebelumnya 48,8 menjadi 49, namun kenaikkan ini masih berada dibawah level ekspansi yaitu 50.

“Ini merupakan level di mana China terkontraksi berturut turut selama 3 bulan terakhir. Berdasarkan analisa teknikal, kami melihat IHSG berpotensi menguat terbatas dengan support and resistance 6.671-6.711. Hati hati, ada potensi koreksi,” kata Maximilianus dalam analisanya.

Rupiah

Pagi ini nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar spot melemah. Melansir Bloomberg, pukul 09.25 WIB rupiah bergerak pada level Rp 15.040 per dollar AS, atau turun 10 poin (0,07 persen) dibanding penutupan sebelumnya di level Rp 15.030 per dollar AS.

Analis PT Sinarmas Futures Ariston Tjendra mengatakan, sentimen pasar saat ini tidak mendukung rupiah, dimana indeks saham Asia bergerak turun di pembukaan pasar. Ini bisa menahan penguatan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS.

“Rupiah masih berpotensi menguat lagi terhadap dollar AS tapi mungkin tidak terlalu jauh. Hari ini rupiah berpeluang bergerak pada kisaran Rp 15.000 per dollar AS sampai dengan Rp 15.080 per dollar AS,” jelas Ariston kepada Kompas.com.

Di sisi lain, data PMI manufaktur AS bulan Juni yang dirilis menunjukkan penurunan ke level terendah sejak bulan Mei 2020. Hal ini mendukung pelemahan dollar AS terhadap nilai tukar lainnya.

“Tapi di sisi lain, pelaku pasar kelihatannya masih membutuhkan tambahan data untuk mengkonfirmasi bahwa Bank Sentral AS akan melonggarkan kebijakan pengetatan moneternya,” tegas Ariston.

Baca juga: IHSG dan Rupiah Ditutup di Zona Hijau

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com