Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beralih dari Batu Bara, United Tractor Bakal Tingkatkan Sektor Pertambangan Mineral

Kompas.com - 06/07/2023, 13:10 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT United Tractors Tbk (UNTR) akan mengurangi bisnis di lini usaha batu bara. Sebagai gantinya, perseroan akan memperkuat lini usaha pertambangan mineral.

Direktur UNTR Iwan Hadiantoro menjelaskan, pengurangan porsi bisnis di sektor batu bara akan dilakukan secara bertahap.

Saat ini, sektor pertambangan batu bara masih mendominasi portofolio bisnis United Tractors sebesar 70 persen untuk pendapatan dan laba.

"Kami tidak akan melakukan penghentian bisnis batu bara secara tiba-tiba. Bisnis kami perlukan untuk mengerek arus kas dan membiayai mesin pertumbuhan ke depan," ujar dia dalam Workshop Wartawan Pasar Modal, Rabu (5/7/2023).

Baca juga: United Tractors Tebar Dividen Rp 25,5 Triliun, Cek Jadwalnya

Untuk itu, UNTR akan menekan porsi bisnis di sektor batu bara yang semula 70 persen menjadi 50 persen.

Sebagai gantinya, anak perusahaan PT Astra International Tbk (ASII) tersebut akan meningkatkan porsi bisnis non-coal related menjadi 50 persen, dari semula 30 persen.

Demi mencapai tujuan tersebut, Iwan membeberkan, pihaknya tidak lagi akan berinvestasi ke aset yang berhubungan dengan pembangkit listrik berbahan bakar batu bara.

Selain itu, United Tractors juga akan memperkuat bisnis di sektor mineral mining, seperti emas, nikel, bauksit, aluminium, dan tembaga.

Baca juga: Permintaan Alat Berat United Tractors Meningkat Dua Kali Lipat Imbas Peningkatan Produksi Batu Bara

"Bahkan, kami sekarang aktif melakukan due diligent di Indonesia maupun beberapa negara lain untuk memperbesar portofolio mineral mining," imbuh dia.

UNTR juga akan mengembangkan hydro power plant, proyek mini hydro, dan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS).

Baca juga: Meski Ada Kereta Cepat, Kemenhub Pastikan KA Argo Parahyangan Tetap Beroperasi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bank DKI Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1 hingga 30 Juni 2024, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Bank DKI Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1 hingga 30 Juni 2024, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Whats New
Kemendag Rilis Daftar 11 Komoditas dengan Perubahan Lartas, Apa Saja?

Kemendag Rilis Daftar 11 Komoditas dengan Perubahan Lartas, Apa Saja?

Whats New
Wafatnya Presiden Iran Diyakini Tak Berdampak Signifikan ke Perekonomian Global

Wafatnya Presiden Iran Diyakini Tak Berdampak Signifikan ke Perekonomian Global

Whats New
Anomali Harga Emas yang Terus-terusan Cetak Rekor Tertinggi

Anomali Harga Emas yang Terus-terusan Cetak Rekor Tertinggi

Whats New
Menhub Curhat Kurangnya Komitmen Pemda Bangun Transportasi Massal

Menhub Curhat Kurangnya Komitmen Pemda Bangun Transportasi Massal

Whats New
Demi Jaga Integritas Perkebunan, Kementan Adakan Sosialisasi SPI

Demi Jaga Integritas Perkebunan, Kementan Adakan Sosialisasi SPI

Whats New
Kementerian BUMN Beberkan Penyebab Terjadinya Indikasi Korupsi di Biofarma

Kementerian BUMN Beberkan Penyebab Terjadinya Indikasi Korupsi di Biofarma

Whats New
Jadwal Operasional BCA Selama Libur 'Long Weekend' Waisak 2024

Jadwal Operasional BCA Selama Libur "Long Weekend" Waisak 2024

Whats New
14 Etika E-mail Profesional yang Perlu Diketahui

14 Etika E-mail Profesional yang Perlu Diketahui

Work Smart
Ini Penyebab Indofarma Mandek Bayar Gaji Karyawan

Ini Penyebab Indofarma Mandek Bayar Gaji Karyawan

Whats New
Singapura Promosikan Diri Jadi Tuan Rumah Konferensi dan Pameran

Singapura Promosikan Diri Jadi Tuan Rumah Konferensi dan Pameran

Whats New
Bank DKI Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Simak Kualifikasinya

Bank DKI Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Belanda Mau Investasi Energi Terbarukan di RI Senilai Rp 10,16 Triliun

Belanda Mau Investasi Energi Terbarukan di RI Senilai Rp 10,16 Triliun

Whats New
Mau Bangun KRL Surabaya-Sidoarjo, Menhub Gandeng Bank Pembangunan Jerman

Mau Bangun KRL Surabaya-Sidoarjo, Menhub Gandeng Bank Pembangunan Jerman

Whats New
Gandeng TKDN, Pupuk Kaltim Tingkatkan Keamanan dan Keselamatan Armada

Gandeng TKDN, Pupuk Kaltim Tingkatkan Keamanan dan Keselamatan Armada

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com