Dari berbagai uraian di atas, dapat dilihat bahwa kenaikan nilai ekspor serta surplus neraca perdagangan di Provinsi Aceh dapat menjadi kabar gembira bahwa perekonomian Aceh kembali menggeliat.
Dampak pandemi mulai mereda dan perekonomian kembali bangkit dan bertumbuh.
Namun demikian, data lain dari BPS Provinsi Aceh menyebutkan bahwa tingkat kemiskinan dan pengangguran terbuka masih relatif tinggi jika dibandingkan wilayah lain di Indonesia.
Walaupun telah terjadi penurunan angka kemiskinan dan tingkat pengangguran terbuka, namun jumlahnya belum terlalu menggembirakan.
BPS melansir bahwa persentase penduduk miskin di Aceh pada Maret 2023 mengalami penurunan sebesar 0,3 persen dibandingkan periode September 2022 (14,75 persen atau 818.470 orang pada September 2022 menjadi 14,45 persen atau 806.750 orang pada Maret 2023).
Sedangkan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) mengalami sedikit penurunan dari 6,17 persen pada Agustus 2022 menjadi 5,75 persen pada Februari 2023 (aceh.bps.go.id).
Apabila diamati secara tidak langsung, memang membandingkan antara surplus neraca perdagangan dengan persentase penduduk miskin dan Tingkat Pengangguran Terbuka seolah bukanlah perbandingan yang adil.
Namun demikian, harapan bahwa ketika perekonomian pulih, bangkit, dan bertumbuh, yang salah satunya berasal dari kenaikan nilai ekspor dan surplus neraca perdagangan di wilayah ujung barat Nusantara ini dapat juga dirasakan atau berdampak cukup baik dan signifikan pada pengurangan persentase kemiskinan dan Tingkat Pengangguran Terbuka.
Dengan naiknya nilai ekspor pada berbagai sektor yang dijabarkan di atas, dapat disimpulkan secara sederhana bahwa perekonomian masyarakat yang menjadi produsen dan/atau penopang produk komoditas ekspor di atas seharusnya juga mendapatkan “dampak baik” dari hal ini.
Contohnya untuk komoditas kopi dan rempah, ketika nilai ekspor naik diharapkan para petani kopi dan rempah juga ketiban untung dari kenaikan nilai ekspor tersebut, apakah itu dari harga komoditas yang semakin baik di mata para petani atau juga dari sudut pandang lain di mana kesejahteraan petani juga terdampak baik dari konteks kenaikan/surplus itu.
Kesimpulan atau analisis sederhana ini tentunya cukup valid, karena data BPS menunjukkan bahwa Nilai Tukar Petani (secara umum) di Provinsi Aceh juga mengalami kenaikan sebesar 3,7 persen, yaitu dari 109,04 pada September 2022 menjadi 113,07 pada Maret 2023.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.