Kebutuhan tersier bersifat prestise, artinya orang-orang yang dapat memenuhi kebutuhan ini akan terangkat derajat atau martabatnya (lebih terpandang).
Baca juga: Catat Kinerja Positif, Bank Mandiri Sabet Gelar Best Bank in Indonesia di Euromoney Award
Dalam hal kebutuhan tersier, seseorang cenderung menghambur-hamburkan uang untuk suatu barang yang kurang bermanfaat dan seseorang cenderung menjadi berlebihan dalam membeli sesuatu atau barang-barang yang sebenarnya tidak begitu penting.
Adapun contoh kebutuhan tersier di antaranya mobil mewah, barang-barang yang branded, perhiasan, wisata ke luar negeri, alat musik, dan lain-lain.
Meski begitu, jenis kebutuhan bersifat relatif satu orang dengan yang lain. Artinya, setiap orang memiliki pandangan yang berbeda pada suatu barang apakah barang tersebut termasuk kebutuhan primer, sekunder, dan tersier bagi dirinya.
Baca juga: Revisi Permen PLTS Atap Rampung, Kapan akan Diterapkan?
Sebagai contoh, smartphone, komputer, dahulu dianggap sebagai barang tersier atau barang-barang mewah.
Namun, saat ini komputer, smartphone dapat dianggap sebagai kebutuhan primer untuk sebagian orang. Hal ini dapat dilihat di kehidupan masyarakat, hampir setiap rumah memiliki smartphone maupun komputer, bahkan lebih dari satu.
Demikian penjelasan singkat mengenai kebutuhan primer, sekunder, dan tersier serta contoh-contohnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.