Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemanfaatan Energi Terbarukan Masih Jauh dari Target, IESR Usulkan Strategi Baru

Kompas.com - 28/07/2023, 09:00 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Institute for Essential Services Reform (IESR) menilai pemerintah perlu menyiapkan strategi baru untuk mencapai pemanfaatan energi terbarukan sebesar 23 persen pada 2025.

Pasalnya, berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), pemanfaatan energi terbarukan nasional baru mencapai 12,3 persen pada 2022.

Oleh karenanya, Manajer Program Transformasi Energi IESR Deon Arinaldo mengatakan, pemerintah perlu menyiapkan strategi baru untuk segera mencapai target tersebut.

Strategi baru ini juga diperlukan agar dapat meningkatkan target pencapaian energi terbarukan nasional.

"Kalau kita lihat bahwa ketika kebijakan dan rencana ini dibuat 2014-2017, cita-cita ini masih sangat relevan saya rasa. Sangat relevan. Namun memang perlu kita tinjau lagi dari segi bagaimana sebenarnya cita-cita itu dapat terwujud," ujarnya dalam webinar Road to Indonesia Energy Transition Dialogue (IETD) 2023, Kamis (27/7/2023).

Baca juga: Indonesia Butuh Strategi Baru Capai 23 Persen Bauran Energi Terbarukan

Dia menjelaskan, strategi baru yang diperlukan ialah strategi yang memperhitungkan perkembangan teknologi dan pertumbuhan ekonomi saat ini serta dapat diimplementasikan dalam waktu singkat.

Setidaknya ada dua strategi yang dapat dijadikan dorongan untuk mencapai target tersebut, yaitu membangun pembangkit listrik dari energi terbarukan dan mengganti bahan bakar minyak menjadi bahan bakar ramah lingkungan.

"Misalnya bagaimana mengakselerasi PLTS atap seoptimal mungkin dalam dua tahun ke depan," jelasnya.

Baca juga: Indonesia Targetkan Bauran Energi Baru Terbarukan Capai 23 Persen di 2025

Dibutuhkan Pertumbuhan Pembangkit Energi Terbarukan 5-7 GW Per Tahun

Berdasarkan Rencana Umum Energi Nasional (RUEN), diperlukan 45,2 GigaWatt (GW) listrik yang bersumber dari energi terbarukan pada tahun 2025.

Namun, pengembangan energi terbarukan masih lambat dengan pertumbuhan hanya sekitar 400-500 MegaWatt (MW) per tahunnya selama 5 tahun terakhir. Pertumbuhan tersebut juga jauh dari target pemerintah untuk meningkatkan energi terbarukan 2-3 GW per tahun dalam 5 tahun terakhir.

Peneliti Teknologi Penyimpanan Energi dan Materi Baterai IESR His Muhammad Bintang mengungkapkan, sementara berdasarkan studi IESR tahun 2023, pembangkit listrik berkontribusi lebih dari 40 persen dari total emisi sektor energi di Indonesia.

Baca juga: Realisasi Bauran Energi Terbarukan Tidak Capai Target

 


Untuk mendukung target energi terbarukan sebesar 23 persen dan mempertimbangkan realisasi pertumbuhan permintaan energi yang lebih rendah dari proyeksi RUEN, maka dibutuhkan setidaknya 24 GW kapasitas pembangkit energi terbarukan terpasang yang perlu terpasang pada tahun 2025 atau harus meningkat sebesar 13 GW lebih dalam kurun waktu 2 tahun ke depan.

"Yang berarti, pertumbuhan pembangkit energi terbarukan perlu mencapai 5-7 GW per tahunnya," kata Bintang dalam kesempatan yang sama.

Baca juga: PLTS Bisa Genjot Bauran Energi Terbarukan dan Rasio Elektrifikasi, ini Alasannya

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

TikTok Gandeng Tokopedia, Teten Wanti-wanti Hal Ini

TikTok Gandeng Tokopedia, Teten Wanti-wanti Hal Ini

Whats New
Dentsu Creative Indonesia Sabet Penghargaan Kreatif di Citra Pariwara

Dentsu Creative Indonesia Sabet Penghargaan Kreatif di Citra Pariwara

Whats New
Cara Setor Tunai BNI di ATM dengan Mudah, Bisa Tanpa Kartu

Cara Setor Tunai BNI di ATM dengan Mudah, Bisa Tanpa Kartu

Spend Smart
Cara Memindahkan m-Banking BRI ke HP Baru Tanpa Harus ke Bank

Cara Memindahkan m-Banking BRI ke HP Baru Tanpa Harus ke Bank

Whats New
Super Air Jet Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan SMA/SMK, Simak Persyaratannya

Super Air Jet Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan SMA/SMK, Simak Persyaratannya

Work Smart
Buka Tabungan Luar Negeri Bisa di BRImo, Begini Caranya

Buka Tabungan Luar Negeri Bisa di BRImo, Begini Caranya

Whats New
Harbolnas 2023, Mendag Zulhas Ajak Konsumen Belanja Produk-produk UMKM

Harbolnas 2023, Mendag Zulhas Ajak Konsumen Belanja Produk-produk UMKM

Whats New
Ganjil Genap Berlaku di Puncak Bogor Saat Libur Natal dan Tahun Baru

Ganjil Genap Berlaku di Puncak Bogor Saat Libur Natal dan Tahun Baru

Whats New
Setuju Hilirisasi Ada Kekurangan, Bahlil: Yang Namanya Kita Kaya Bayi, Jatuh Bangun Biasa...

Setuju Hilirisasi Ada Kekurangan, Bahlil: Yang Namanya Kita Kaya Bayi, Jatuh Bangun Biasa...

Whats New
Ini Deretan Promo Shopee Puncak 12.12 Birthday Sale, Jangan Terlewat!

Ini Deretan Promo Shopee Puncak 12.12 Birthday Sale, Jangan Terlewat!

Whats New
Selama Nataru, Hanya Truk BBM-Pangan yang Boleh Beroperasi

Selama Nataru, Hanya Truk BBM-Pangan yang Boleh Beroperasi

Whats New
BPDLH dan UNDP Luncurkan 'Catalytic Fund', Apa Itu?

BPDLH dan UNDP Luncurkan "Catalytic Fund", Apa Itu?

Whats New
Di Hadapan Pengusaha, Ganjar Pranowo Beberkan 3 Cara Tarik Modal Asing Masuk ke Indonesia

Di Hadapan Pengusaha, Ganjar Pranowo Beberkan 3 Cara Tarik Modal Asing Masuk ke Indonesia

Whats New
DAMRI Buka Rute Yogyakarta-Jakarta-Tangerang PP, Ini Tarifnya

DAMRI Buka Rute Yogyakarta-Jakarta-Tangerang PP, Ini Tarifnya

Spend Smart
E-Commerce RI Sedang Landai, Sinergi TikTok dan Tokopedia Bakal Jadi Angin Segar?

E-Commerce RI Sedang Landai, Sinergi TikTok dan Tokopedia Bakal Jadi Angin Segar?

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com