Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemenperin Bantah Indonesia Alami Deindustrialisasi Dini

Kompas.com - 31/07/2023, 12:13 WIB
Haryanti Puspa Sari,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Juru Bicara Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Febri Hendri Antoni Arif mengatakan, tidak tepat bila Indonesia disebut sedang mengalami deindustrialisasi dini.

Deindustrialisasi merupakan proses kebalikan dari industrialisasi yaitu penurunan kontribusi sektor industri pengolahan nonmigas terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).

"Kami menilai tidak tepat konsep dan status deindustrialisasi dini disematkan pada sektor manufaktur Indonesia. Mengapa? Karena penyematan istilah tersebut memberi kesan bahwa seakan-akan industri manufaktur Indonesia mulai mengalami kemunduran," kata Febri saat dihubungi Kompas.com, Senin (31/7/2023).

Baca juga: Bappenas: Indonesia Alami Deindustrialisasi Dini

"Misalnya pabrik tutup, investor mengalihkan investasinya ke sektor non manufaktur dan pengangguran dari sektor manufaktur mulai muncul dimana-mana," sambungnya.

Febri mengatakan, deindustrialisasi dini tak bisa diukur dengan hanya melihat kontribusi sektor industri manufaktur terhadap PDB tahunan saja, melainkan menggunakan ukuran pertumbuhan sektor manufaktur yang negatif, industri yang mulai bangkrut, investor yang hengkang keluar negeri atau angka pengangguran yang meningkat.

"Namun, jika deindustrialisasi dini ingin menyatakan bahwa peran sektor manufaktur mulai bergeser dalam ekonomi nasional karena sektor lain kontribusinya membesar, ya silakan saja," ujarnya.

Febri melanjutkan, pergeseran dalam ekonomo nasional tersebut menandakan munculnya sumber-sumber ekonomi baru dengan industri manufaktur tetap tumbuh dan berperan memunculkan sumber ekonomi baru tersebut.

Ia mengatakan, hal tersebut tentu berpengaruh terhadap hitungan kontribusi sektor manufaktur terhadap PDb nasional baik secara langsung atau tidak langsung melalui sektor yang baru tumbuh tersebut.

"Kita bisa menggunakan ukuran pertumbuhan manufaktur, multiplier effect baik forward maupun backward linkage, investasi, dan tenaga kerja," tuturnya.

Lebih lanjut, Febri mengatakan, salah satu sektor yang kontribusi PDB cukup besar secara tahunan yaitu sektor jasa dan logistik. Dua sektor tersebut, kata dia, memiliki pertumbuhan yang tak dapat dilepaskan dari pertumbuhan sektor manufaktur.

"Jadi, kami menilai penyematan istilah deindustrialisasi dini pada industri manufaktur Indonesia saat ini tidak tepat. Kami mendorong agar penilaian atas penurunan kontribusi PDB manufaktur atas PDB nasional lebih dikaji lebih dalam sehingga tidak dinilai negatif," ucap dia.

Sebelumnya, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional RI/Basan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) mengatakan, saat ini Indonesia mengalami deindustrialisasi dini.

Deindustrialisasi merupakan proses kebalikan dari industrialisasi yaitu penurunan kontribusi sektor industri pengolahan nonmigas terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).

"Saat ini kalau kita lihat kita mrngalami deindustrialisasi dini. Karena share manufaktur Indonesia yang dulu sempat menyentuh angka 32 persen sskarang hanya 18,3 persen," kata Deputi Bappenas Bidang Ekonomi Amalia Adininggar dalam Seminar Beasiswa LPDP di Jakarta, Kamis (27/7/2023).

Baca juga: Dedolarisasi

Amalia mengatakan, Indonesia terlalu lama menjadi kelompok negara berpendapatan menengah. Selain itu, kontribusi sektor industri manufaktur terhadap PDB juga mengalami penurunan. "Ini yang kita sebut deindustrialisasi dini," ujarnya.

Amalia mencontohkan Korea Selatan yang mampu membangun industri yang maju baik dari sektor fashion, tekstil, alas kaki, hingga otomotif.

Ia mengatakan, produk buatan Korea Selatan membanjiri pasar domestik seiring dengan kemajuan industri.

"Tadinya Korea Selatan hanya jualan ekspor baju, ekspor aksesoris, dan sepatu. Tapi sekarang yang diekspor adalah barang-barang yang bernilai tambah tinggi yang penuh dengan teknologi dan inovasi," tuturnya.

Lebih lanjut, Amalia mengatakan, Indonesia membutuhkan talenta-talenta untuk mampu mengembangkan industri semakin besar. "Untuk ini kita membutuhkan talenta-talenta yang luar biasa," ucap dia.

Baca juga: Arus Balik Deindustrialisasi Dini

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

Whats New
Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Whats New
Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-'grounded' Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-"grounded" Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Whats New
ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

Whats New
Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Whats New
Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Whats New
ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

Whats New
Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Whats New
Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Whats New
Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Whats New
BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

Whats New
KAI Services Buka Lowongan Kerja hingga 25 Mei 2024, Simak Kualifikasinya

KAI Services Buka Lowongan Kerja hingga 25 Mei 2024, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Anggaran Pendidikan di APBN Pertama Prabowo Capai Rp 741,7 Triliun, Ada Program Perbaikan Gizi Anak Sekolah

Anggaran Pendidikan di APBN Pertama Prabowo Capai Rp 741,7 Triliun, Ada Program Perbaikan Gizi Anak Sekolah

Whats New
Bantah Menkeu soal Penumpukan Kontainer, Kemenperin: Sejak Ada 'Pertek' Tak Ada Keluhan yang Masuk

Bantah Menkeu soal Penumpukan Kontainer, Kemenperin: Sejak Ada "Pertek" Tak Ada Keluhan yang Masuk

Whats New
Tidak Ada 'Black Box', KNKT Investigasi Badan Pesawat yang Jatuh di BSD

Tidak Ada "Black Box", KNKT Investigasi Badan Pesawat yang Jatuh di BSD

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com