Menkeu India mengatakan, para anggota membahas prospek ekonomi global secara keseluruhan, khususnya masalah pangan dan energi, pembiayaan iklim dan bagaimana meningkatkan bantuan untuk negara-negara yang tertekan utang.
Sejak G20 tahun lalu, yang dicapai tampaknya bukan kemajuan, tetapi malah kemunduran. Lebih dari setengah negara berpenghasilan rendah berada di dekat atau dalam kesulitan utang, dua kali lebih banyak dari 2015.
Menteri Keuangan AS Janet Yellen sebelum pertemuan dimulai mengatakan bahwa mengakhiri perang di Ukraina adalah “satu-satunya hal terbaik yang dapat kita lakukan untuk ekonomi global.”
Betapa sulitnya anggota G20 mencapai kesepakatan tertulis, apalagi menyangukut kedaulatan masing-masing negara.
Pertemuan G20 di Indonesia sebetulnya sama saja. Pertemuan menghasilkan kesepakatan tertulis, tetapi tidak dilaksanakan.
Managing Director IMF atau Dana Moneter Internasional, Kristalina Georgieva, menekankan perlunya proses restrukturisasi utang yang lebih efektif dan lebih cepat pada pertemuan tersebut.
Banyak negara menutup pembiayaan dari utang, baik utang luar negeri maupun dalam negeri. Bahkan banyak di antaranya sudah melampaui batas kelayakannya, dan menjadi pasien dari IMF saat ini.
Fakta ini sungguh sangat memperihatinkan. Indonesia termasuk yang bisa mempertahankan rasio utangnya pada batas 30-40 persen dan dalam kecenderungan menurun sejak tahun 2023.
Pertumbuhan global melambat dan perbedaan dalam kekayaan ekonomi negara menjadi perhatian terus-menerus, kata IMF.
Presiden Bank Dunia Ajay Banga menggemakan ketakutan serupa. Dia berbicara tentang "ketidakpercayaan yang diam-diam memisahkan Utara dan Selatan Global pada saat kita perlu bersatu."
"Kurangnya kemajuan berada dalam bahaya memecah ekonomi global hingga merugikan orang-orang termiskin di dunia,” tambah dia.
Bisa dibayangkan apabila banyak negara memiliki banyak utang dan tidak mampu menciptakan lapangan pekerjaan serta kehidupan yang layak.
Infrastruktur tidak bisa terbangun, sekolah dan fasilitas kesehatan serta ketersediaan pangan terbatas, akan menjerumuskan negara kedalam jurang kemiskinan yang dalam.
Dalam G20 di Jakarta, sudah ada deklarasi untuk meminta Bank Pembangunan Dunia seperti Bank Dunia, ADB, IsDB, IADB dan AFD untuk memberikan pendanaan murah kepada dunia ketiga.
Deklarasi itu belum terlaksana karena bank-bank tersebut mengalami keterbatasan modal dan negara maju belum setor modalnya.
Tindak lanjut komunike menteri keuangan dan gubernur bank sentral G20 di Indonesia belum menunjukkan akan dilaksanakan karena ganjalan geopolitik yang belum ada tanda-tanda solusinya.
Dari pertemuan menteri keuangan dan gubernur bank sentra G20 mulai tampak bahwa prospek ekonomi dunia memang belum pulih dari satu krisis ke krisis yang lain.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.