Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Mata Garuda Banten
Perkumpulan Alumni Beasiswa LPDP di Provinsi Banten

Perkumpulan alumni dan awardee beasiswa LPDP di Provinsi Banten. Kolaborasi cerdas menuju Indonesia emas 2045.

Kamu Sudah Merdeka atau Masih Dijajah Finansial?

Kompas.com - 13/08/2023, 08:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Yah, di satu sisi muncul rasa kompetitif di dalam diri, yang ketika diarahkan untuk hal yang baik, seharusnya bisa menjadi motivasi bagi diri sendiri.

Namun rasa kompetitif yang diawali dengan emosi negatif memiliki kecenderungan menjerumuskan manusia ke jurang kenistaan. Dalam konteks ini menjadi konsumtif, tanpa atau dengan dia sadari.

Lantas, memangnya konsumtif salah ya? Bukannya tanpa adanya konsumsi, ekonomi tidak berjalan? Lihatnya jangan dari sisi mikro dong, Bang. Lihat sisi makro juga, ada kebaikan untuk GDP Indonesia kan?

Mungkin sebagian kamu berpikir seperti di atas. Saya setuju. Sebagai contoh, perilaku saya yang jika ada uang langsung buru-buru mencari tiket pesawat, mengambil cuti, demi self-rewards.

Nah, di situ saya mungkin memperkaya Traveloka, secara tidak langsung pegawai Traveloka digaji oleh perilaku saya dan orang-orang semacam saya.

Di perjalanan traveling, saya juga memesan hotel, pegawai hotel juga akhirnya bisa digaji. Ketika saya kuliner, restoran-restoran juga menjadi laku. Dan seterusnya, lanjutkan sendiri saja contoh-contoh lainnya.

Self-rewards sih tidak salah ya, yang salah apabila membahayakan keuangan pribadi. Saya membeli tiket pesawat memakai paylater-nya tidak salah, tetapi apa saya membayar full atau dengan kredit, sesuai kemampuan saya atau tidak?

Behaviour saya membeli tiket pesawat tersebut impulsif atau tidak?

Saya dengan kesadaran sendiri menyisihkan dana darurat sebesar 12 kali pengeluaran bulanan (sebagaimana direkomendasikan oleh para influencer keuangan), menyisihkan biaya hidup, memakai hanya maksimal 30 persen penghasilan untuk liabilities seperti KPR, pinjol, main slot, kartu kredit, dan utang lainnya, atau tidak?

Atau anggaplah saya seboros-borosnya manusia, apakah saya punya income stream yang cukup banyak sehingga seberapapun uang yang saya habiskan, saya masih punya cadangan devisa pribadi di berbagai instrumen keuangan atau diversifikasi di berbagai bisnis cashcow?

Financial Behaviour adalah Koentji!

Ini murni pendapat pribadi sih. Bahwa kalau Financial Behaviour kamu masih ngaco, maka bersiaplah masuk ke dalam golongan kaum marjinal atau kaum inlander.

Kalau di zaman penjajahan dulu yang menjajah adalah orang Belanda, maka pada masa kini kamu dijajah oleh dirimu sendiri. Waspadalah, waspadalah!

*TMI Ventures, Awardee LPDP

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com