Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Adhitya Wardhono
Dosen

Dosen dan peneliti ekonomi di Universitas Jember

Bank Indonesia dan Waspada Ekonomi Indonesia

Kompas.com - 16/08/2023, 08:28 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Dengan demikian, investasi ke depan memiliki potensi besar akan mengalami stagnasi bahkan penurunan.

Dalam jangka panjang, walaupun konsumsi memiliki proporsi tertinggi dalam formasi PDB, tetapi tidak boleh dilupakan bahwa Indonesia memiliki masalah ketimpangan yang cukup serius dan pengangguran yang berpotensi mengubah bonus demografi jadi malapetaka.

Cepat atau lambat, masalah struktural ini bisa jadi merusak harmoni dan mengubah konstelasi sosioekonomi masa depan, serta membuat efektivitas kebijakan menjadi berkurang.

Oleh sebab itu, Indonesia tidak boleh terlena dan patut mewaspadai per risiko baik internal maupun eksternal.

Bank Sentral Bertahan

Di tengah ketidakpastian global, BI terus beradaptasi pada perubahan ekonomi global dengan kebijakan moneternya.

Kendati inflasi yang terus melandai lebih cepat dibandingkan ekspektasinya, keputusan BI untuk tetap menahan suku bunga di level 5,75 persen merupakan langkah tepat.

Sebabnya, kondisi saat ini masih diselimuti ketidakpastian dan ekonomi global yang tengah mengalami turbulensi tinggi. Terbukti dari outlook neraca pembayaran yang cukup terganjal dan mengalami tren outflow.

Maka ikutannya adalah stabilitas eksternal masih menjadi prioritas yang masuk akal untuk sekarang.

Utak-atik suku bunga sebelum adanya kepastian warta perkembangan terkini, baik secara domestik maupun luar negeri, tentunya juga berpotensi memicu destabilisasi dan memengaruhi ekspetasi pasar.

Paling tidak bertahan dengan tidak menaikkan suku bunga acuan adalah pilihan moderat bagi Bank Indonesia di tengah situasi seperti ini.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia memang melampaui ekspektasi, tetapi kondisi ini tidak secara otomatis membuka ruang gerak suku bunga ataupun menjadi jangkar utama bagi BI dalam mengarahkan biduk kebijakan suku bunganya ke depan.

Bila dicermati secara lebih dalam, pertumbuhan ekonomi kuartal II memiliki corak yang musiman. Siklus pertumbuhan ekonomi Indonesia selalu memuncak pada kuartal II, lalu turun setelahnya.

Ini cukup logis karena per bulan April hingga Juni, merupakan bulan spiritual penting di Indonesia dan seringkali terjadi peningkatan pendapatan cukup drastis dari adanya momentum ini, sehingga menciptakan ilusi yang membuat aktivitas ekonomi nampak menggeliat.

Lebih jauh, kendati inflasi di AS yang mulai menjinak, tetapi belum ada tanda bahwa The Fed akan mengubah stance kebijakannya dan nilai tukar Rupiah sudah mengalami tren pelemahan selama sebulan lamanya.

Selain itu, posisi cadangan devisa juga masih belum sepenuhnya optimal. Per kondisi ini menunjukkan bahwa situasi eksternal masih belum baik-baik saja dan memberikan tekanan cukup serius pada perekonomian Indonesia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penggunaan Gas Domestik Didominasi Industri, Paling Banyak Industri Pupuk

Penggunaan Gas Domestik Didominasi Industri, Paling Banyak Industri Pupuk

Whats New
Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Work Smart
Libur Panjang, Angkasa Pura II Proyeksikan Penumpang Capai 1 Juta Orang

Libur Panjang, Angkasa Pura II Proyeksikan Penumpang Capai 1 Juta Orang

Whats New
Percepat Peluncuran Produk untuk Perusahaan Teknologi, XpandEast Terapkan Strategi Pengurangan Time-to-Market

Percepat Peluncuran Produk untuk Perusahaan Teknologi, XpandEast Terapkan Strategi Pengurangan Time-to-Market

Whats New
Pasar Kripto Berpotensi 'Rebound', Simak Prospek Jangka Panjangnya

Pasar Kripto Berpotensi "Rebound", Simak Prospek Jangka Panjangnya

Earn Smart
Asosiasi 'Fintech Lending' Buka Suara Soal Pencabutan Izin Usaha TaniFund

Asosiasi "Fintech Lending" Buka Suara Soal Pencabutan Izin Usaha TaniFund

Whats New
Pihak Minimarket Diminta Ikut Tanggung Jawab Keamanan Parkir, Asosiasi: Kami Sudah Pasang CCTV dan Beri Peringatan

Pihak Minimarket Diminta Ikut Tanggung Jawab Keamanan Parkir, Asosiasi: Kami Sudah Pasang CCTV dan Beri Peringatan

Whats New
Pasar Kripto 'Sideways', Simak Tips 'Trading' untuk Pemula

Pasar Kripto "Sideways", Simak Tips "Trading" untuk Pemula

Earn Smart
Sederet Langkah Kemenhub Pasca Kasus Kekerasan di STIP Jakarta

Sederet Langkah Kemenhub Pasca Kasus Kekerasan di STIP Jakarta

Whats New
Harga Emas Terbaru 10 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 10 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru Pada Jumat 10 Mei 2024

Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru Pada Jumat 10 Mei 2024

Spend Smart
Gandeng BUMDes, Anak Usaha SMGR Kembangkan Program Pengelolaan Sampah

Gandeng BUMDes, Anak Usaha SMGR Kembangkan Program Pengelolaan Sampah

Whats New
Daftar 27 Bandara Baru yang Dibangun Selama Pemerintahan Presiden Jokowi

Daftar 27 Bandara Baru yang Dibangun Selama Pemerintahan Presiden Jokowi

Whats New
Harga Bahan Pokok Jumat 10 Mei 2024, Harga Ikan Kembung Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 10 Mei 2024, Harga Ikan Kembung Naik

Whats New
Ini Program Pertagas yang Dinilai Dapat Menggerakkan Perekonomian Masyarakat Desa

Ini Program Pertagas yang Dinilai Dapat Menggerakkan Perekonomian Masyarakat Desa

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com