Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Investor Khawatir, Saham-saham di Wall Street Jatuh

Kompas.com - 16/08/2023, 07:36 WIB
Kiki Safitri,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

Sumber CNBC

NEW YORK, KOMPAS.com – Bursa saham AS atau Wall Street ditutup di zona merah pada akhir perdagangan Selasa (15/8/2023). Penurunan saham-saham di bursa AS dibayangi oleh kekhawatiran suku bunga tinggi yang diperkirakan akan bertahan lebih lama.

Selain itu, sektor perbankan AS diselimuti kekhawatiran bahwa ada potensi Fitch akan menurunkan peringkat pada beberapa lembaga pinjaman di AS.

Dow Jones Industrial Average (DJIA) turun 361,24 poin, atau 1,02 persen, dan berakhir pada level 34.946,39. Posisi tersebut mematahkan rekor positif DJIA selama tiga hari.

Baca juga: Saham Teknologi Rebound, Wall Street Hijau

S&P 500 juga turun 1,16 persen, dan ditutup pada level 4.437,86. Posisi ini mengakhiri sesi pergerakan indeks selama 50 hari, dan menandakan dimulainya tren turun. Di sisi lain, Nasdaq Komposit melemah 1,14 persen menjadi 13.631,05.

Saham-saham di sektor keuangan di AS turun pada Selasa. Saham JPMorgan Chase dan Wells Fargo turun 2 persen, dan Bank of America ambles 3 persen. Tindakan tersebut dilakukan setelah Fitch memperingatkan kemungkinan harus menurunkan peringkat kredit puluhan bank, termasuk JPMorgan Chase.

Pekan lalu, Moody's menurunkan peringkatnya pada 10 bank AS sambil menempatkan institusi besar lainnya dalam daftar pantauan untuk potensi penurunan peringkat. Bank regional juga diperdagangkan lebih rendah pada Selasa, dengan SPDR S&P Regional Banking ETF (KBE) perdagangan turun sekitar 3 persen.

Baca juga: Suku Bunga The Fed Tinggi, Saham dan Obligasi Masih Layak Dikoleksi?

Saham-saham di Wall Street jatuh setelah Presiden Federal Reserve Minneapolis Neel Kashkari berbicara mendukung aturan pengingkatan modal di masa depan yang lebih signifikan.

“Saat ini sepertinya semuanya cukup stabil,” kata Kashkari mengutip CNBC.

“Risikonya adalah jika inflasi tidak sepenuhnya terkendali, dan kita harus menaikkan suku bunga lebih jauh dari sini, untuk menurunkannya, mereka mungkin menghadapi lebih banyak kerugian daripada yang mereka hadapi saat ini, dan tekanan ini bisa terjadi lagi di masa depan.” sambungnya.

Baca juga: Tak Sanggup Bayar Utang, Saham BUMN Waskita Karya Dibekukan

Sentimen investor juga melemah secara global, setelah China melaporkan data ekonomi yang mengecewakan dan bank sentralnya melakukan penurunan suku bunga secara mengejutkan.

Produksi industri di China meningkat sebesar 3,7 persen pada Juli dari periode tahun sebelumnya, meleset dari ekspektasi. Penjualan ritel juga tumbuh kurang dari yang diharapkan, dan People's Bank of China menurunkan suku bunga sebesar 15 basis poin menjadi 2,5 persen dari 2,65 persen.

Tapi itu gagal menenangkan kekhawatiran investor dan malah hanya meningkatkan kekhawatiran tentang pasar real estat China yang saat ini tengah berjuang.

Baca juga: Resmi Melantai di BEI, Saham Anak Usaha Erajaya Ini Melaju di Zona Hijau

"Perdagangan China tahun ini dibayangi dengan kebijakan pemerintah dan stimulus. Namun pada titik tertentu, investor berhenti percaya, bahwa pembuat kebijakan akan berhasil mendorong pertumbuhan ekonomi,” kata Scott Ladner, kepala investasi di Horizon Investments .

“Tampaknya seperti itulah kesimpulan pasar saat ini, mungkin untuk ketiga kalinya tahun ini, pemerintah China tidak mungkin menstimulasi dengan cara yang berarti,” tambah Ladner.

Baca juga: BEI Normalisasi Jam Operasional SPPA dan Sistem PLTE

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Cadangan Devisa Merosot, Bos BI: Enggak Usah Insecure..

Cadangan Devisa Merosot, Bos BI: Enggak Usah Insecure..

Whats New
OJK Cabut Izin Usaha TaniFund, Ini Alasannya

OJK Cabut Izin Usaha TaniFund, Ini Alasannya

Whats New
Emiten Logistik Pertambangan MAHA Bakal Tebar Dividen, Simak Besarannya

Emiten Logistik Pertambangan MAHA Bakal Tebar Dividen, Simak Besarannya

Whats New
Bea Cukai Jember Sita 59 Liter Miras Ilegal Bernilai Belasan Juta Rupiah di Kecamatan Silo

Bea Cukai Jember Sita 59 Liter Miras Ilegal Bernilai Belasan Juta Rupiah di Kecamatan Silo

Whats New
IHSG Berakhir di Zona Merah, Rupiah Stabil

IHSG Berakhir di Zona Merah, Rupiah Stabil

Whats New
Laba Bersih PTBA Turun 51,2 Persen Menjadi Rp 5,2 Triliun pada 2023

Laba Bersih PTBA Turun 51,2 Persen Menjadi Rp 5,2 Triliun pada 2023

Whats New
PTBA Bakal Tebar Dividen Rp 4,6 Triliun dari Laba Bersih 2023

PTBA Bakal Tebar Dividen Rp 4,6 Triliun dari Laba Bersih 2023

Whats New
Bos BI: Kenaikan Suku Bunga Berhasil Menarik Modal Asing ke Pasar Keuangan RI

Bos BI: Kenaikan Suku Bunga Berhasil Menarik Modal Asing ke Pasar Keuangan RI

Whats New
Saat Persoalan Keuangan Indofarma Bakal Berujung Pelaporan ke Kejagung

Saat Persoalan Keuangan Indofarma Bakal Berujung Pelaporan ke Kejagung

Whats New
Luhut Perkirakan Pembangunan Bandara VVIP IKN Rampung Tahun Depan

Luhut Perkirakan Pembangunan Bandara VVIP IKN Rampung Tahun Depan

Whats New
5 Hal di CV yang Bikin Kandidat Tampak Lemah di Mata HRD, Apa Saja?

5 Hal di CV yang Bikin Kandidat Tampak Lemah di Mata HRD, Apa Saja?

Work Smart
Cegah Persaingan Usaha Tidak Sehat, KPPU Tingkatkan Kerja Sama dengan Bea Cukai

Cegah Persaingan Usaha Tidak Sehat, KPPU Tingkatkan Kerja Sama dengan Bea Cukai

Whats New
Pelepasan Lampion Waisak, InJourney Targetkan 50.000 Pengunjung di Candi Borobudur

Pelepasan Lampion Waisak, InJourney Targetkan 50.000 Pengunjung di Candi Borobudur

Whats New
Didukung Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Masih Menjanjikan

Didukung Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Masih Menjanjikan

Whats New
Bangun Smelter Nikel Berkapasitas 7,5 Ton, MMP Targetkan Selesai dalam 15 Bulan

Bangun Smelter Nikel Berkapasitas 7,5 Ton, MMP Targetkan Selesai dalam 15 Bulan

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com