Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BI Sebut Rupiah Sulit Dipalsukan, Ini Alasannya

Kompas.com - 18/08/2023, 12:41 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) menyatakan, pemalsuan uang rupiah saat ini akan sangat sulit dilakukan. Hal ini lantaran BI terus melakukan pengembangan keamanan pada uang rupiah yang beredar.

Kepala Departemen Pengelolaan Uang Bank Indonesia (BI) Marlinson Hakim mengatakan, setiap saat selalu ada orang yang berniat memalsukan uang. Namun yang perlu dicermati adalah bagaimana tingkat dan pemalsuannya

"Semua orang ingin memalsukan (rupiah), pasti, tapi dari sisi teknologi tidak akan pernah sama," kata dia dalam acara Festival Rupiah Bedaulat Indonesia (FERBI), Jumat 18/8/2023).

Baca juga: BI Mulai Uji Coba QRIS Antarnegara dengan Singapura

Ia menambahkan, pada umumnya pemalsuan uang rupiah dilakukan hanya dengan mesin cetaklaser. Saat ini hal tersebut tidak dapat dilakukan kembali karena teknologi terbaru memastikan, uang yang difotokopi hanya akan menghasilkan warna hitam.

Sementara, untuk pemalsuan dengan meniru gambar melati di dalam uang rupiah, Marlinson bilang, juga sulit dilakukan. Pasalnya Bank Indonesia menggunakan tinta dan teknologi cetak yang berbeda untuk uang.

"Kenapa tidak bisa dipalsukan karena bahan uang itu pemasoknya terbatas, pemain dunia itu hanya tebatas saja, tertentu saja," imbuh dia.

Lebih lanjut, ia menekankan, tinta yang digunakan untuk mencetak uang juga khusus dan tidak diperjualbelikan secara bebas.

"Belum lagi mesin cetaknya, sehingga tidak bisa dilakukan pemalsuan," timpal dia.

Lebih lanjut, Marlinson bilang, selama ini pemalsuan uang dilakukan dengan cara yang relatif konvensional.

Salah satu yang membedakan adalah uang tersebut biasanya akan licin, sedangkan uang rupiah asli akan bertekstur kasar bahkan saat lusuh.

Baca juga: Dollar AS Tembus Rp 15.300, BI: Terpengaruh Sentimen Global

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com