Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Merger 3 Maskapai BUMN, Pengamat: Layanan Beda Kelas Kok Digabung? Nanti Garuda Jadi LCC atau Gimana?

Kompas.com - 22/08/2023, 18:45 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) berencana menggabungkan tiga maskapai pelat merah, yaitu Garuda Indonesia, Citilink, dan Pelita Air.

Terkait merger maskapai BUMN tersebut, pengamat penerbangan Alvin Lie mempertanyakan akan seperti apa fokus bisnis holding penerbangan ini jika ketiga maskapai yang berbeda kelas pelayanan ini digabungkan.

Pasalnya, masing-masing maskapai memiliki fokus bisnis di kelas yang berbeda dimana Garuda Indonesia merupakan maskapai full service sedangkan Citilink dan Pelita Air merupakan maskapai berbiaya rendah atau Low Cost Carrier (LCC).

Dengan adanya perbedaan kelas pelayanan tersebut, maka izin penerbangan juga berbeda termasuk pada penentuan tarif batas atas antara maskapai full service, medium service, dan LCC.

"Ini saya juga agak kesulitan memahami kalau itu nanti tiga perusahaan ini Garuda, Pelita, dan Citilink dijadikan satu apakah namanya nanti hanya tinggal satu Garuda saja atau Citilink saja atau Pelita saja? Itu agak rancu ya karena pelayanan penerbangan ini kan ada kelas pelayanannya. Kan sangat aneh kalau Garuda kemudian juga jadi LCC misalnya," ujarnya kepada Kompas.com, Selasa (22/8/2023).

Baca juga: Erick Thohir Berencana Gabungkan Garuda Indonesia, Citilink, dan Pelita Air

Perbandingaan dengan bisnis Lion Air Group dan Singapore Airlines

Selain itu, dari sisi konsumen juga menjadi rancu dalam memilih kelas penerbangan jika ketiga maskapai ini digabungkan.

"Apa yang dapat menjadi ekspektasinya (konsumen) kalau mereknya sama?" kata dia.

Bahkan, dia memperkirakan penggabungan ini akan membuat Garuda Indonesia kehilangan banyak pelanggan yang selama ini menikmati layanan premium eksklusif yang ditawarkan Garuda.

Alvin membandingkan dengan maskapai swasta Lion Air Group yang masing-masing maskapainya memiliki kelas pelayanan yang jelas.

Misalnya Lion Air dan Super Air Jet fokus menjadi maskapai LCC serta Wings Air fokus melayani penerbangan dengan pesawat baling-baling,

Begitu pun di negara lain seperti Singapore Airlines yang merupakan maskapai penerbangan nasional Singapura. Singapore Airlines ini memiliki satu anak usaha yang bergerak di bidang penerbangan juga yaitu Scoot. Namun keduanya membidik pasar yang beda.

"Saya melihat di negara-negara lain itu ada pembedaannya. Singapore Airlines itu full service, LCC-nya Scoot anak perusahaan, mereknya beda, karakternya beda, rutenya juga bisa beda," ucapnya.

Baca juga: Erick Thohir Mau Merger Maskapai BUMN, Dirut Garuda Indonesia: Masih Proses Diskusi

Apakah tarif penerbangan jadi terjangkau?

Oleh karenanya, dia justru khawatir jika Garuda Indonesia, Citilink, dan Pelita Air digabung justru akan menjadi tidak kompetitif.

Kemudian, dikhawatirkan penggabungan ini akan membuat maskapai tidak gesit menghadapi dinamika persaingan usaha di industri penerbangan.

Pasalnya, saat ini saja Garuda Indonesia sudah menjadi maskapai besar lalu jika digabung dengan dua maskapai lain maka organisasinya akan menjadi terlalu besar.

Halaman:
Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com