Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal "Hawkish" dan "Dovish" dalam Kebijakan Moneter Bank Sentral

Kompas.com - 01/09/2023, 06:30 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kebijakan bank sentral dalam merespons perekonomian kerap dimetaforakan dalam dua istilah yaitu hawkish dan dovish.

Istilah hawkish dan dovish sendiri berdasarkan akar katanya merupakan istilah yang diambil dari dua jenis burung yakni elang (hawk) dan merpati (dove).

Dilansir dari berbagai sumber, istilah hawkish digunakan ketika bank sentral mengirimkan sinyal melalu kebijakan suku bunga acuan yang kontraktif untuk meredam tingkat inflasi yang tinggi.

Sebaliknya, istilah dovish digunakan untuk menggambarkan kebijakan moneter yang longgar. Biasanya penggunaan istilah tersebut dibarengi dengan kebijakan penundaan atau penurunan suku bunga acuan.

Tujuannya untuk merangsang pertumbuhan ekonomi dan mengatasi resesi.

Baca juga: Ini 3 Poin yang Dibahas dalam Pertemuan Menkeu dan Gubernur Bank Sentral se-ASEAN di Jakarta

Berdasarkan sifatnya, kebijakan moneter hawkish memiliki sifat kontraktif (pengetatan).

Sementara, kebijakan moneter dovish berdifar ekspansif (pelonggaran).

Ketika bank sentral mengambil langkah kontraktif, berarti suku bunga acuan akan dinaikkan untuk mengendalikan inflasi.

Di sisi lain, saat bank sentral mengambil langkah ekspansif, berarti suku bunga acuan akan diturunkan untuk menggerakkan perekonomian.

Baca juga: Impossible Trinity Vs Bauran Kebijakan Bank Sentral

Lantas, apa saja perbedaan antara hawkish dan dovish?

1. Hawkish

Hawkish diambil dari kata hawk yang berarti burung elang. Binatang ini dianggap agresif dan mampu menyerang mangsa dengan cepat.

Hal tersebut berkaitan dengan sikap dan isyarat bank sentral untuk menaikkan suku bunga.

Pada dasarnya, kenaikan suku bunga acuan bertujuan mengurangi jumlah uang beredar di masyarakat. Hal itu akan menekan angka inflasi.

Inflasi sendiri merupakan salah satu ciri ekonomi yang bergeliat, tetapi besarannya harus tetap dijaga oleh bank sentral.

Pasalnya, inflasi yang tinggi dapat menggerus daya beli masyarakat.

Sikap hawkish juga dapat meningkatkan imbal hasil (return) instrumen keuangan seperti tabungan, deposito, dan obligasi negara yang akan terbit.

Baca juga: Meninjau Hubungan Inflasi dan Suku Bunga Bank Sentral

2. Dovish

Dovish diambil dari kata dove yang berarti burung merpati.

Dalam hal ini, bank sentral akan mengirimkan sinyal untuk menunda kenaikan suku bunga acuan.

Pada kondisi ekonomi tersebut, bank sentral biasanya akan mengutamakan pertumbuhan ekonomi, dibandingkan menjaga tingkat inflasi.

Tingkat bunga yang rendah diharapkan merangsang masyarakat mengambil pinjaman di perbankan.

Hal itu akan membuat kegiatan ekonomi bergeliat dan menumbuhkan tingkat konsumsi masyarakat.

Demikian penjelasan mengenai hawkish dan dovish dalam kebijakan moneter bank sentral.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com