Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menanam Mangrove, Mereduksi Emisi, Menuai Bisnis Keberlanjutan

Kompas.com - 07/09/2023, 10:45 WIB
Aprillia Ika

Penulis

Ia menambahkan, pihaknya selalu mengajak masyarakat lokal terlibat di setiap penanaman mangrove tersebut.

Baca juga: Penataan Mangrove Tahura Rampung, Jokowi: Kita Siap Terima Tamu G20 di Bali

Mengapa menanam Mangrove?

Mangrove merupakan tanaman yang disebut sebagai karbon biru atau blue karbon karena peranya yang signifikan sebagai penyerap dan penyimpan karbon. Peran menanam mangrove jadi penting sejak Indonesia mencanangkan target nol emisi karbon pada tahun 2060.

Sekteraris Utama Badan restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) ayu Dewi Utari dalam webinar Kompas Talks bertema "Invest in Our Planet-Hutan Mangrove sebagai Penyerap Karbon" pada Mei lalu mengatakan, ekosistem mangrove susut dalam tiga dekade terakhir yang menyebabkan membesarnya emisi gas rumah kaca.

Menurut dia, menhindari konversi mangrove akan mengurangi hingga 30 persen emisi nasional, sehingga rehabilitasi mangrove jadi penting.

Sementara Denny Nugroho Sugianto, Dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu kelautan Universitas Diponegoro mengatakan, mangrove dianggap sebagai karbon biru karena mampu menyimpan karbon yang melebihi kemampuan hutan tropis di daratan. Sehingga, mangrove berperan penting pada kondisi perubahan iklim.

Hutan mangrove di Indonesia rata-rata menyerap 52,85 ton CO2 per hektar per tahun. Angka ini lebih tinggi dua kali lipat dari estimasi global, yakni 26,42 ton CO2 per hektar per tahun.

Dari sekitar 3,3 juta hektar hutan mangrove di Indonesia, memiliki potensi penyerapan karbon hingga 10,18 Mt CO2 per tahun.

Dengan makin banyaknya perusahaan berkomitmen menanam mangrove seperti PAMA, United Tractors dan PT FI dan masih banyak lagi lainnya, diharapkan makin banyak perusahaan dan lembaga turut berkontribusi dalam perlindungan, rehabilitasi dan pembangunan hutan mangrove.

Dengan menanam mangrove, diharapkan dapat mengurangi emisi karbon dan mendorong bisnis berkelanjutan dalam penerapan prinsip ESG.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com