Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dibayangi Keputusan Suku Bunga The Fed, Wall Street Berakhir Merah

Kompas.com - 20/09/2023, 08:13 WIB
Kiki Safitri,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

Sumber CNBC

NEW YORK, KOMPAS.comBursa saham AS atau Wall Street berakhir di zona merah pada akhir perdagangan Selasa (19/9/2023) waktu setempat. Pergerakan harga saham di bursa AS dibayangi oleh kekhawatiran keputusan suku bunga The Fed.

Dikutip dari CNBC, Rabu (20/9/2023), Dow Jones Industrial Average (DJIA) melemah 106,57 poin, atau 0,31 persen, dan berakhir pada level 34.517,73. S&P 500 turun 0,22 persen menjadi 4.443,95, dan Nasdaq Komposit terkoreksi 0,23 persen menjadi 13.678,19.

Saham Disney turun lebih dari 3 persen setelah perusahaan mengumumkan rencana untuk menggandakan investasinya dalam bisnis kapal pesiar dan taman.

Baca juga: Menanti Hasil Pertemuan The Fed, Wall Street Ditutup Hijau

Ilustrasi investasi saham.UNSPLASH/AUSTIN DISTEL Ilustrasi investasi saham.

Sementara itu, saham Deere terjun hampir 3 persen setelah Evercore ISI menurunkan peringkat sahamnya karena kekhawatiran produksi pertanian.

Sementara itu, saham perusahaan pengiriman bahan makanan Instacart mengalami kenaikan lebih dari 12 persen setelah IPO.

Investor menilai pertemuan selama dua hari bank sentral yang dimulai pada hari Selasa, tidak akan menaikkan suku bunga yang rencananya akan diumumkan pada hari Rabu waktu setempat.

FedWatch dari CME Group memperkirakan kemungkinan 99 persen bahwa bank sentral akan melewatkan kenaikan suku bunga.

Baca juga: Ditopang Data Ekonomi yang Kuat, Wall Street Berakhir Hijau

Para investor ritel hanya memperkirakan peluang kenaikan suku bunga The Fed sebesar 29 persen, tapi hal itu bakal dilakuan di bulan November.

Tak hanya mengumumkan suku bunga, The Fed juga akan menentukan arah perkiraan ekonomi pada pidatonya hari ini. Investor akan mengamati komentar seputar jalur inflasi dan masa depan kebijakan moneter.

“Sekarang, kita berhadapan langsung dengan pertemuan The Fed, pasar menunggu untuk melihat langkah selanjutnya,” kata Chris Fasciano, manajer portofolio di Commonwealth Financial Network.

“Kami tahu bahwa saat ini kita lebih dekat pada akhir siklus kenaikan suku bunga. Cara mereka memandang tahun depan, atau setidaknya perubahan pada tahun 2024, jauh lebih penting,” kata Kevin Gordon, ahli strategi investasi senior di Charles Schwab.

Baca juga: Wall Street Berakhir Merah, Nasdaq Ambles Lebih dari 1 Persen

Harga West Texas Intermediate dan Brent menetap lebih rendah setelah mencapai level tertinggi yang belum pernah terlihat sejak bulan November. Langkah ini tampaknya meningkatkan sentimen pasar dan mendorong kenaikan harga saham dari posisi terendahnya.

Di sisi lain, imbal hasil Treasury AS tenor 10 tahun telah mencapai titik tertinggi yang belum pernah terlihat sejak November 2007.

Pimpinan serikat pekerja United Auto Workers yang melakukan aksi mogok mengatakan, pihaknya mendorong kesepakatan hingga akhir pekan ini.

Saham Stellantis naik lebih dari 2 persen pada sesi tersebut, sementara Ford dan General Motors masing-masing bertambah lebih dari 1 persen.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com