JAKARTA, KOMPAS.com – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksikan bergerak menguat pada Senin (2/10/2023). Sebelumnya, IHSG pada penutupan Jumat (29/9/2023) berakhir di zona hijau pada level 6.939,89 atau naik 0,03 persen (2 poin).
Associate Director of Research and Investment Maximilianus Nico Demus mengatakan, IHSG hari ini berpeluang menguat terbatas.
Penguatan IHSG ditopang oleh dua sentimen, diantaranya terkendalinya inflasi di dalam negeri serta pengesahan undang-undang jangka pendek untuk menghindari penutupan pemerintah di AS.
Baca juga: IHSG Sepekan Melemah, Berikut Daftar Saham Paling Cuan dan Boncos
“Saat ini pelaku pasar dan investor juga tengah bergembira, pasalnya secara politik, undang-udang jangka pendek tersebut memastikan pemerintahan tetap berjalan hingga 17 November mendatang," tutur Maximilianus dalam analisisnya.
Berdasarkan analisa teknikal, dia melihat IHSG berpotensi menguat terbatas dengan support dan resistance di level 6.935 sampai 6.973.
"Hati hati, volatilitas meningkat sehingga menyebabkan potensi koreksi,” kata Maximilianus.
Maximilianus mengatakan, pengesahan undang-undang tersebut akan mendorong ketidakpastian baru yang mendorong volatilitas di pasar, khususnya kepada saham yang bergantung terhadap belanja pemerintah, seperti kontraktor pertahanan dan farmasi.
Baca juga: IHSG dan Rupiah Melaju di Zona Hijau Pagi Ini
Dari internal, terkendalinya inflasi memberikan indikasi mengenai sinergi kebijakan moneter dalam menjaga stabilitas harga dan memperkuat koordinasi kebijakan dengan pemerintah, baik di tingkat pusat maupun daerah, guna menjaga inflasi sesuai kisaran targetnya berjalan dengan baik dan memberikan dampak positif.
Senada, analis BinaArtha Sekuritas Ivan Rosanova mengatakan, hari ini IHSG berpeluang mengalami pelemahan setelah pada akhir pekan lalu IHSG masih ditutup di bawah garis SMA-20 pada chart harian. Berdasarkan indikator MACD menandakan momentum bearish.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.