JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah meresmikan Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) atau KA Cepat Whoosh pada pagi ini, Senin (2/10/2023).
Berdasarkan pantauan Kompas.com di lokasi, Presiden Jokowi tiba di Stasiun Halim pukul 08.42 WIB didampingi oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, dan Plt Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono.
Baca juga: Tiket Kereta Cepat-Jakarta-Bandung Gratis hingga Pertengahan Oktober 2023
Setelah itu, Presiden Jokowi dan rombongan langsung naik ke lantai atas Stasiun Halim menuju peron stasiun untuk melaksanakan acara peresmian.
Dalam sambutannya, Jokowi mengatakan Kereta Cepat Jakarta-Bandung merupakan kereta cepat pertama di Indonesia dan juga pertama di Asia Tenggara dengan kecepatan 350 kilometer per jam.
Oleh karenanya, kereta cepat ini dinamakan Whoosh karena terinspirasi dari suara yang melesat dari kereta berkecepatan tinggi ini. Nama Whoosh juga merupakan singkatan dari waktu hemat, operasi optimal, sistem hebat.
Baca juga: Proyek Kereta Cepat Disebut Tidak Balik Modal Sampai Kiamat, Rhenald Kasali Jawab Begini
"Dengan mengucap bismillah Kereta Cepat Jakarta-Bandung Whoosh saya nyatakan dioperasikan," kata Jokowi saat meresmikan KCJB.
Jokowi menyebut, Kereta Cepat Jakarta-Bandung ini menandai modernisasi transportasi massal yang efisien, ramah lingkungan, dan terintegrasi dengan moda transportasi lain serta terintegrasi dengan TOD transit oriented development.
Baca juga: Ada Transjakarta, Akses Menuju Stasiun Kereta Cepat Halim Semakin Mudah
Jokowi bilang, proyek kereta cepat ini merupakan hal baru bagi Indonesia sama halnya seperti MRT dan LRT yang saat ini sudah beroperasi melayani masyatakat. Kereta cepat menjadi hal baru bagi Indonesia baik dari sisi teknologi, kecepatan, konstruksi, hingga model pembiayaannya.
Namun kata Jokowi, Indonesia tidak boleh takut belajar dan mencoba hal-hal yang baru. Pasalnya, dalam proses itu Indoneisa bisa belajar dari masalah-masalah yang timbuh selama proses pembangunan.
"Pengalaman itu mahal namun sangat berharga dan kita tidak perlu takut karena jika kita konsisten kesalahan itu akan semakin sedikit biaya kesalahan juga akan semakin menurun dan pada akhirnya biaya produksi biaya proyek lama-kelamaan juga akan semakin rendah," ucapnya.
Baca juga: Presiden China Xi Jinping Tidak Ikut Resmikan Kereta Cepat Bersama Presiden Jokowi
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.