Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Akui Harga Beras RI Naik, tapi Masih Lebih Murah dari Singapura

Kompas.com - 08/10/2023, 14:06 WIB
Muhammad Idris

Penulis

Sumber Antara

KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan bahwa pemerintah terus mencari solusi polemik harga beras naik sejak beberapa pekan terakhir.

Ketika menyampaikan arahan dalam Konsolidasi Nasional Jaringan Relawan Alap-Alap Jokowi di Sentul, Jawa Barat, dia mengungkapkan bahwa fenomena harga beras naik tidak hanya terjadi di Indonesia tetapi juga di banyak negara, akibat krisis pangan global.

“Misalnya di Singapura rata-rata harganya Rp 21.600, di Brunei harganya sudah mencapai rata-rata Rp37.000," kata Jokowi dikutip dari Antara, Minggu (8/10/2023).

"Di tetangga dekat kita di Timor Leste harganya Rp20.000 ribu. (Harga beras) kita masih Rp10.800-Rp13.000, tetapi memang harganya naik. Di globalnya memang seperti itu,” kata dia lagi.

Baca juga: Sederet Jejak Digital Janji Jokowi Setop Impor Kedelai

Selain krisis pangan global, kenaikan harga pangan juga dipicu kebijakan 22 negara produsen beras, termasuk India, yang menghentikan ekspornya.

Kondisi global ini semakin diperparah dengan dampak perubahan iklim yaitu cuaca panas dan kemarau panjang, yang menyebabkan produksi beras menurun.

Padahal, ujar Jokowi, Indonesia masih perlu mengimpor 1,5 juta ton hingga 2 juta ton beras dari luar negeri karena produksi dalam negeri yang belum mencukupi sementara jumlah penduduk terus bertambah.

“Penduduk kita saat ini sudah 278 juta jiwa dari sebelumnya 270 juta jiwa, sehingga produksi berasnya juga harus bertambah. Ini lah masalah yang harus saya sampaikan apa adanya karena masalah di sebuah negara akan berimbas ke negara lain,” kata Jokowi.

Baca juga: Terus-terusan Impor, Apa Kabar Janji Jokowi soal Swasembada Kedelai?

Untuk merespons tingginya harga beras, dia memaparkan bahwa pemerintah selama enam bulan terakhir telah memberikan bantuan 10 kilogram beras per bulan bagi 21,3 juta keluarga penerima manfaat (KPM).

Kebijakan itu akan diteruskan hingga November mendatang untuk meringankan beban masyarakat yang membutuhkan.

“Sepanjang APBN kita ada masih ada ruang pasti akan kita putuskan (untuk membantu),” janji Jokowi.

Rencana impor beras dari China

Direktur Utama Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) Budi Waseso atau akrab disapa Buwas, membuka peluang untuk melakukan impor beras seberat satu juta ton dari China untuk mengantisipasi mundurnya panen di dalam negeri akibat El Nino.

“Kami antisipasi El Nino. Prediksinya kan Januari, Februari, Maret, belum ada panen atau panennya mundur semua,” kata Buwas masih dikutip dari Antara.

Baca juga: Selain dari China, RI Jajaki Impor Beras dengan Vietnam, Thailand dan Kamboja

Menurut Buwas, antisipasi tersebut penting untuk memastikan pemenuhan kebutuhan beras nasional. Saat kekurangan pasokan, harga beras akan mengalami kenaikan harga.

“Pemerintah harus sudah menyiapkan. Jangan sampai begitu kita lihat kurang, baru ribut mencari impor,” kata Buwas.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com