Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Cucun Ahmad Syamsurijal
Wakil Ketua Badan Anggaran DPR RI

Wakil Ketua Badan Anggaran DPR RI

Dampak Perang Gaza terhadap Ketahanan Pangan dan Energi Nasional

Kompas.com - 15/10/2023, 15:12 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Program Lumbung Pangan (Food Estate) yang sudah dimulai sejak beberapa tahun lalu, belum memberikan dampak signifikan terhadap pasokan pangan masyarakat.

Setelah pencanangan pembangunan Lumbung Pangan, pasokan pangan di pasaran relatif tidak berubah sehingga belum berdampak pada stabilitas pangan, baik stabilitas harga maupun stabilitas ketersediaan.

Program Lumbung Pangan terkesan jalan di tempat dan bahkan sebagiannya memperlihatkan gejala kegagalan karena tidak sesuainya harapan dengan hasil yang diperoleh.

Hal ini terjadi karena rencana yang telah dicanangkan tidak sesuai dengan kondisi realita yang dihadapi di lapangan. Padahal program Lumbung Pangan membutuhkan anggaran ratusan triliun rupiah.

Bahkan untuk 2024, anggaran yang dibutuhkan untuk melanjutkan pembangunan Lumbung Pangan tersebut mencapai lebih dari Rp 108 triliun. Anggaran sangat besar di tengah APBN yang sedang mengalami keterbatasan pendapatan.

Risiko kedua yang ditimbulkan dari perang Gaza adalah naiknya harga minyak mentah dunia. Pada periode Covid-19 dan perang Rusia – Ukraina, harga minyak mentah dunia sempat melambung tinggi jauh di luar asumsi yang ditetapkan APBN.

Pada akhirnya, APBN harus mengalami perombakan karena kebutuhan subsidi dan kompensasi Bahan Bakar Minyak (BBM) membengkak sangat besar.

Asumsi Indonesia Crude Price (ICP) untuk 2024 ditetapkan di kisaran angka 75 dollar AS – 80 dollar AS per barel.

Saat ini harga minyak mentah dunia untuk WTI sudah mencapai lebih dari 86 dollar AS per barel, sedangkan untuk jenis brent sudah lebih dari 88 dollar AS per barel.

Dengan kata lain, harga minyak mentah dunia saat ini sudah melebihi nilai yang ditetapkan dalam asumsi APBN Tahun Anggaran 2024.

Tidak menutup kemungkinan harga minyak mentah dunia akan terus melambung tinggi seiring dengan perang yang tidak berkesudahan.

Jika harga minyak mentah dunia kembali melambung tinggi, maka porsi subsidi dan kompensasi akan kembali membengkak dan menambah beban belanja pemerintah.

Padahal di waktu bersamaan pesta dari kenaikan harga komoditas sudah menghilang dan mengurangi pendapatan negara secara signifikan.

Di tengah ruang fiskal yang semakin menyempit, mempertahankan harga jual BBM dalam negeri menjadi hal yang sulit dilakukan.

Pada akhirnya, pemerintah akan kembali menaikkan harga jual BBM untuk masyarakat luas termasuk masyarakat kelas menengah ke bawah.

Jika hal ini terjadi, maka masyarakat harus bersiap-siap untuk kembali mengencangkan ikat pinggang supaya tetap bisa bertahan dalam gelombang ketidakpastian.

Masyarakat harus bersiap menelan pil pahit kenaikan harga pangan dan energi dalam waktu bersamaan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bos Bulog Sebut Hanya Sedikit Petani yang Manfaatkan Jemput Gabah Beras, Ini Sebabnya

Bos Bulog Sebut Hanya Sedikit Petani yang Manfaatkan Jemput Gabah Beras, Ini Sebabnya

Whats New
Emiten Gas Industri SBMA Bakal Tebar Dividen Rp 1,1 Miliar

Emiten Gas Industri SBMA Bakal Tebar Dividen Rp 1,1 Miliar

Whats New
Citi Indonesia Tunjuk Edwin Pribadi jadi Head of Citi Commercial Bank

Citi Indonesia Tunjuk Edwin Pribadi jadi Head of Citi Commercial Bank

Whats New
OJK: Guru Harus Punya Pengetahuan tentang Edukasi Keuangan

OJK: Guru Harus Punya Pengetahuan tentang Edukasi Keuangan

Whats New
Sekjen Anwar: Kemenaker Punya Tanggung Jawab Besar Persiapkan SDM Unggul dan Berdaya Saing

Sekjen Anwar: Kemenaker Punya Tanggung Jawab Besar Persiapkan SDM Unggul dan Berdaya Saing

Whats New
Lowongan Kerja BUMN Viramakarya untuk Posisi di IKN, Ini Posisi dan Persyaratannya

Lowongan Kerja BUMN Viramakarya untuk Posisi di IKN, Ini Posisi dan Persyaratannya

Whats New
Soal Relaksasi HET Beras Premium, Dirut Bulog: Biasanya Sulit Dikembalikan...

Soal Relaksasi HET Beras Premium, Dirut Bulog: Biasanya Sulit Dikembalikan...

Whats New
Potensi Pasar Geospasial di Indonesia

Potensi Pasar Geospasial di Indonesia

Whats New
OJK Minta Lembaga Keuangan Bikin 'Student Loan' Khusus Mahasiswa S-1

OJK Minta Lembaga Keuangan Bikin "Student Loan" Khusus Mahasiswa S-1

Whats New
Soal Tarif PPN 12 Persen, Sri Mulyani: Kami Serahkan kepada Pemerintahan Baru

Soal Tarif PPN 12 Persen, Sri Mulyani: Kami Serahkan kepada Pemerintahan Baru

Whats New
Citilink Buka Lowongan Kerja Pramugari untuk Lulusan SMA, D3, dan S1, Ini Syaratnya

Citilink Buka Lowongan Kerja Pramugari untuk Lulusan SMA, D3, dan S1, Ini Syaratnya

Whats New
Kerangka Ekonomi Makro 2025: Pertumbuhan Ekonomi 5,1 - 5,5 Persen, Inflasi 1,5 - 3,5 Persen

Kerangka Ekonomi Makro 2025: Pertumbuhan Ekonomi 5,1 - 5,5 Persen, Inflasi 1,5 - 3,5 Persen

Whats New
Tinjau Fluktuasi Bapok, KPPU Lakukan Sidak Serentak di Sejumlah Pasar

Tinjau Fluktuasi Bapok, KPPU Lakukan Sidak Serentak di Sejumlah Pasar

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BRI hingga CIMB Niaga

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BRI hingga CIMB Niaga

Whats New
Kemenhub: KNKT Akan Investigasi Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Kemenhub: KNKT Akan Investigasi Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com