Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sektor EBT Makin Cerah, Bagaimana Prospek Saham Perusahaan Energi?

Kompas.com - 16/10/2023, 08:18 WIB
Kiki Safitri,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Hadirnya sejumlah emiten energi baru dan terbarukan (EBT) menjadi angin segar bagi percepatan transisi energi bersih di Tanah Air.

PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) merupakan salah satu anak usaha PT Pertamina (Persero) yang bergerak dalam sektor Energi Baru dan Terbarukan (EBT) melalui pengolahan panas bumi.

Staf Bidang Ekonomi, Industri, dan Global Markets dari Bank Maybank Indonesia Myrdal Gunarto menyebutkan EBT memiliki potensi yang sangat besar karena memiliki kapasitas mumpuni tetapi sayang masih belum dapat dimaksimalkan.

Baca juga: Energi Migas Bakal Bertransformasi Menuju EBT, Perlu Wadah Khusus soal Praktik Hukumnya

Ilustrasi energi baru dan terbarukan (EBT). PIXABAY/GERD ALTMANN Ilustrasi energi baru dan terbarukan (EBT).

Di sisi lain, saat ini pelaku ekonomi global dan nasional ingin pemanfaatan energi ramah lingkungan untuk mendukung keberlanjutan kehidupan global sekaligus juga mendukung terwujudnya percepatan transisi energi bersih di dalam negeri.

"Perkembangan ekonomi semua melihat futuristik dan bicara masa depan mobil listrik ekonomi digital dan EBT ini kategori futuristik. PGEO (Pertamina Geothermal Energy, red) satu-satunya dan pertama yang masuk dalam bursa karbon domestik," ujar Myrdal di Jakarta, Minggu (15/10/2023).

Menurut Myrdal, PGEO memiliki rekam jejak cukup baik sebagai pemain utama dalam hilirisasi EBT. Menurut dia, PGEO semakin berkembang karena didukung oleh pemerintah dan berbagai stakeholder.

"Prospeknya akan bagus. PGEO tanpa harus ada marketing yang berlebihan saya lihat performanya baik dari segi pasar,” kata dia.

Baca juga: Transisi Energi Sangat Kompleks, Butuh Percepatan Pensiun PLTU hingga Integrasi Jaringan EBT

Di sisi lain, perusahaan energi yang baru melantai di BEI pekan lalu, yakni PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) dinilai juga berkontribusi pada percepatan transisi energy. Dia menilai anak usaha Barito Pacific (BRPT) itu meskipun saudah menjadi pemain lama di sektor EBT, namun saat ini BREN tengah mencari keseimbangan baru di pasar.

"Kalau BREN pemain lama tetapi baru IPO, wajar dan sedang mencari harga keseimbangan baru," ungkap Myrdal.

Ilustrasi panel surya yang menjadi salah satu energi baru terbarukan.Shutterstock Ilustrasi panel surya yang menjadi salah satu energi baru terbarukan.

Pekan lalu, harga saham BREN mengalami kenaikan 202,5 persen, atau lebih tepatnya dalam lima hari perdagangan sejak tercatat di BEI pada posisi Rp 2.360 per saham.

Sementara itu, saham PGEO telah mengalami penurunan 13,8 persen dalam sepekan, namun di tahun ini telah naik 49,7 persen menjadi Rp 1.310 per saham.

Baca juga: Bangun Infrastruktur Hijau, Pemerintah Dongkrak Pembangkit EBT hingga Ekosistem Kendaraan Listrik

Dalam Initial Public offering (IPO), emiten milik Prajogo Pangestu ini dilepas pada harga Rp 780 per saham. Dengan lonjakan signifikan tersebut, di akhir pekan ini harga saham BREN berada pada level Rp 2.360 per saham.

Adapun nilai IPO yang dikantongi BREN adalah sebesar Rp 3,13 triliun, lebih rendah dari PGEO sebesar Rp 9 triliun. BREN memiliki kapitalisasi pasar BREN sebesar Rp 315,7 triliun lebih besar dari PGEO yakni Rp 54,2 triliun.

Myrdal melihat PGEO akan terus berkembang dan melakukan ekspansi bisnis, sehingga membutuhkan pendanaan untuk mendorobng bisnis. Pendanaan tersebut salah satunya didapat dari IPO yang dilakukan pada Februari 2023 lalu.

"Dari segi keuangan dan kapitalisasi pasar PGEO cukup baik. Utang PGEO pun mayoritas jangka panjang dan aman. Selain itu PGEO telah melakukan penerbitan green bond,” tambah Myrdall.

Baca juga: Langsung ARA, Saham BREN Melonjak 25 Persen di Awal Perdagangan Saham Perdana

Sebagai informasi, dalam sepekan beberapa sektor yang memimpin kenaikan, diantaranya IDXINFRA atau sektor infrastruktur yang melonjak 15 persen. Kemudian sektor energi atau IDXENERGY yang naik 3,5 persen, dan IDXMESBUMN yang naik 2,9 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com