Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah UMKM Tempe Man, Penjualan Anjlok Saat Pandemi hingga Bisa Bangkit

Kompas.com - 19/10/2023, 11:55 WIB
Haryanti Puspa Sari,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

BADUNG, KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 yang terjadi sejak awal 2020 berdampak besar pada kondisi perekonomian sebagian besar orang, termasuk pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).

Salah satu pelaku UMKM dan pemilik usaha camilan tempe atau Tempe Man, Benny Santoso mengatakan, bisnis camilan tempe miliknya sempat goyah selama pandemi Covid-19 lantaran seluruh aktivitas masyarakat dilakukan di dalam rumah.

Padahal, bisnisnya bergantung pada kegiatan pariwisata di Bali.

Baca juga: Pentingnya Asuransi Mikro untuk Pelaku UMKM

"Saat itu, penjualan Tempe Man anjlok 40 persen selama pandemi," kata Benny di Badung, Bali, Kamis (19/10/2023).

Benny mengatakan, bisnis yang dimulai sejak 2016 tersebut berupaya meningkatkan transaksi dengan bergabung ke marketplace Tokopedia pada 2020.

Ia mengatakan, produk olahan tempe yang dibuat dengan berbagai varian seperti cokelat, keju, black pepper, dan original tersebut laku di pasar online.

"Sejak berjualan di Tokopedia, omzet bulanan Tempe Man meningkat hingga puluhan juta rupiah, kita memanfaatkan berbagai fitur dan kampanye dari Tokopedia. Sampai rumah ini lunas KPR-nya berkat jualan di Tokopedia," ujarnya.

Baca juga: Tiga Langkah Mengelola Keuangan bagi Pelaku UMKM

"Konsumen Tempe Man itu lebih banyak anak muda dan perempuan ya, sebagian besar dari Bali dan Jaksel," sambungnya.

Benny mengatakan, ide bisnis cemilan tempe ini bermula saat mengerjakan tugas akhir kuliahnya. Saat itu, ia membuat tempe rasa keju.

Ilustrasi tempe. shutterstock/Daniel Pawer Ilustrasi tempe.
Kemudian, cemilan tempe rasa keju tersebut mulai dijual secara luring di toko oleh-oleh dan diperbanyak dengan varian tempe lainnya.

Dalam produksinya, Benny mengatakan, dirinya bekerja sama dengan petani lokal untuk mendapatkan tempe yang berkualitas.

Baca juga: Mendag Zulhas: UMKM Punya Kesempatan Lebih Baik untuk Merambah Ekspor

"Tempe yang kita pakai itu tidak impor ya, tempe lokal dari petani di Tabanan, Pulaki, Grobogan Jawa Tengah. Jadi suplainya lebih banyak dari sana," tuturnya.

Adapun Tempe Man merupakan salah satu UMKM yang bergabung dalam manifestasi Hyperlocal Tokopedia yaitu Tokopedia NYAM!.

Kepala Divisi Komunikasi Tokopedia, Antonia Adega mengatakan, Hyperlocal Tokopedia membantu pelaku usaha memulai dan membangun bisnis melalui manifestasi seperti Kumpulan Toko Pilihan (KTP), Dilayani Tokopedia, Tokopedia NYAM!, Tokopedia Now!.

"KTP meningkatkan antusias masyarakat dengan kurasi produk UMKM setempat termasuk Bali, Tokopedia NYAM!, mempermudah penjual dengan produk tampil di halaman utama, kampanye khusus dan lainnya," kata Dega.

Baca juga: BTN Ajak UMKM Go Digital

Lebih lanjut, Dega mengatakan, Hyperlocal Tokopedia mendorong tren belanja di masyarakat.

Ia mengatakan, beberapa produk yang laris di Tokopedia selama Semester I 2023 antara lain, rumah tangga, fesyen, otomotif, olahraga dan hobi, dan groceries (seperti makanan dan minuman serta perawatan tubuh) baik di tingkat nasional dan Bali.

"Produk makanan dan minuman paling laris di Bali yaitu tahu susu, wortel, dan tempe, termasuk produk olahan Tempe Man ini," ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com