Di sisi lain, strategi penyaluran kredit dengan skala lebih besar dilakukan secara selektif oleh Bank DKI, seperti kredit sindikasi yang tumbuh 10,91 persen menjadi Rp 6,53 triliun pada September 2023, dari posisi Rp 5,89 triliun pada September 2022.
Sementara itu, penyaluran segmen kredit komersial (termasuk term loan) pada September 2023 mencapai Rp 15,54 triliun, sedangkan kredit menengah tercapai sebesar Rp 1,37 triliun pada September 2023.
Baca juga: Lewat Inovasi, Bank DKI Tingkatkan Layanan Perbankan Syariah
Secara spesifik, pembiayaan untuk segmen syariah juga tumbuh 6,22 persen menjadi Rp 7,70 triliun pada September 2023, dari sebelumnya Rp 7,24 triliun di September 2022.
Dalam strategi ekspansi kredit, perseroan tetap memprioritaskan pengelolaan risiko secara efektif dan pengawasan secara ketat untuk memastikan kualitas aset yang optimal.
Rasio kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL) Gross terjaga pada level 1,83 persen dengan NPL Net sebesar 0,64 persen pada September 2023.
Bank DKI juga membentuk pencadangan yang memadai dengan Coverage Ratio pada level konservatif mencapai 219,96 persen pada September 2023.
Baca juga: Bank DKI Sediakan Layanan Pembayaran Nontunai di RSUD Kebayoran Lama
“Upaya pengendalian kualitas kredit juga dilakukan melalui penagihan, restrukturisasi, maupun upaya penyelamatan kredit, sesuai ketentuan yang berlaku.” papar Romy.
Sebagai upaya menjaga pertumbuhan likuiditas yang sehat, Bank DKI berhasil menghimpun pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar Rp 63,66 triliun pada September 2023, atau tumbuh 4,45 persen dari sebelumnya Rp 60,94 triliun di September 2022.
Selaras dengan pertumbuhan DPK tersebut, Loan to Deposit Ratio (LDR) juga terjaga pada level 78,49 persen pada September 2023.