Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi: Dunia Makin Tidak Jelas, Tantangan Makin Bertambah

Kompas.com - 24/10/2023, 11:03 WIB
Kiki Safitri,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan bahwa dunia saat ini semakin tidak jelas dan tantangan yang dihadapi semakin bertambah. Salah satu tantangan yang masih terus berkembang adalah perubahan iklim yang semakin nyata.

“Dunia sekarang ini semakin tidak jelas, tantangan yang kita hadapi tidak berkurang. Tapi, makin bertambah. perubahan iklim yang dulunya kita anggap sesuatu yang masih biasa, sekarang sudah nyata,” kata Jokowi pada acara BNI Investor Daily Summit 2023 di Jakarta, Selasa (24/10/2023).

Jokowi mengatakan, El Nino saat ini memberikan dampak pada pangan di tanah air. Hal ini terlihat dalam penurunan produksi beras di berbagai negara, termasih di RI.

“saat ini dampaknya sudah terasa, terutama dalam penurunan produksi beras di berbagai negara,” jelas dia.

“Bahkan, 22 negara telah menghentikan ekspor beras mereka,” tambahnya.

Baca juga: Sederet Tantangan Indonesia Menjaga Stabilitas Sistem Keuangan

Konflik geopolitik

Jokowi mengatakan, tantangan lainnya muncul dari global seperti konflik geopolitik antara Isarel dan Hamas. Konflik ini menambah deret panjang kasus geopolitik yang belum terselesaikan, sepeti Ukraina da Rusia.

“Tantangan lainnya datang dari pelemahan ekonomi global, terutama akibat kebijakan kenaikan suku bunga yang merugikan negara-negara berkembang. Selain itu, konflik seperti yang terjadi antara Hamas dan Israel meningkatkan kekhawatiran akan memperburuk masalah ekonomi global,” lanjut dia.

Dia juga menyebut eskalasi perang juga berdampak pada kenaikan harga minya. Hal ini bisa terjadi terutama jika melibatkan negara-negara seperti Lebanon, Suriah, dan Irak.

“Salah satu dampak langsung yang bisa terjadi adalah naiknya harga minyak dunia. Jika konflik semakin memanas, harga minyak Brent dapat mencapai 150 dollar AS per barrel,” lanjutnya.

Baca juga: Ini 4 Pencapaian Pemerintahan Jokowi Menurut Apindo

Hilirisasi, kerja sama dan keuangan yang stabil

Namun, pemerintah Indonesia sudah mempersiapkan langkah-langkah strategis untuk menjawab tantangan ini.

Salah satunya adalah hilirisasi sektor mineral dan batu bara, yang sudah memiliki peta jalan yang jelas.

Setelah menghentikan ekspor nikel, tembaga, bauksit, dan timah, pemerintah akan fokus pada hilirisasi perkebunan, pertanian, dan kelautan.

Baca juga: Indef: Kondisi Geopolitik dan Tahun Politik Tambah Ketidakpastian Ekonomi RI

 

 

Presiden Jokowi menekankan pentingnya kerja sama antara kebijakan makro dan implementasi lapangan yang detail. Ia juga mengingatkan bahwa kerja makro saja tidak cukup.

“Setiap kementerian memiliki tim untuk mengawasi implementasi kebijakan di lapangan. Contohnya adalah pembangunan MRT yang direncanakan sejak 26 tahun lalu tetapi baru dieksekusi belakangan ini. Keputusan politik diperlukan untuk menanggapi kerugian dan menemukan solusinya,” tambah dia.

Namun, meskipun ada tantangan, pemerintah masih optimistis. Dia bilang, Menteri Keuangan Sri Mulyani masih memiliki cukup dana sekitar Rp 616 triliun dalam APBN hingga 14 Oktober 2023.

Ini menunjukkan bahwa keuangan negara masih stabil dan cukup untuk menjaga keberlanjutan hingga 2024.

“Langkah-langkah strategis nanti akan dibahas dalam rapat hari ini, termasuk memberikan insentif di sektor-sektor tertentu, diharapkan dapat memicu perekonomian Indonesia dan mengatasi tantangan masa depan,” tegas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Bantah Menkeu soal Penumpukan Kontainer, Kemenperin: Sejak Ada 'Pertek' Tak Ada Keluhan yang Masuk

Bantah Menkeu soal Penumpukan Kontainer, Kemenperin: Sejak Ada "Pertek" Tak Ada Keluhan yang Masuk

Whats New
Tidak Ada 'Black Box', KNKT Investigasi Badan Pesawat yang Jatuh di BSD

Tidak Ada "Black Box", KNKT Investigasi Badan Pesawat yang Jatuh di BSD

Whats New
Investasi Rp 10 Miliar, Emiten Perhotelan KDTN Siap Ekspansi Bisnis Hotel Rest Area

Investasi Rp 10 Miliar, Emiten Perhotelan KDTN Siap Ekspansi Bisnis Hotel Rest Area

Whats New
Gandeng Binawan, RSUP dr Kariadi Tingkatkan Keterampilan Kerja Tenaga Kesehatan

Gandeng Binawan, RSUP dr Kariadi Tingkatkan Keterampilan Kerja Tenaga Kesehatan

Whats New
Stok Beras Pemerintah Capai 1,85 Juta Ton

Stok Beras Pemerintah Capai 1,85 Juta Ton

Whats New
Luncurkan Starlink di Indonesia, Elon Musk Sebut Ada Kemungkinan Investasi Lainnya

Luncurkan Starlink di Indonesia, Elon Musk Sebut Ada Kemungkinan Investasi Lainnya

Whats New
Lahan Kering di RI Besar, Berpotensi Jadi Hutan Tanaman Energi Penghasil Biomassa

Lahan Kering di RI Besar, Berpotensi Jadi Hutan Tanaman Energi Penghasil Biomassa

Whats New
Riset IOH dan Twimbit Soroti Potensi Pertumbuhan Ekonomi RI Lewat Teknologi AI

Riset IOH dan Twimbit Soroti Potensi Pertumbuhan Ekonomi RI Lewat Teknologi AI

Whats New
Cara Cek Penerima Bansos 2024 di DTKS Kemensos

Cara Cek Penerima Bansos 2024 di DTKS Kemensos

Whats New
IHSG Melemah 50,5 Poin, Rupiah Turun ke Level Rp 15.978

IHSG Melemah 50,5 Poin, Rupiah Turun ke Level Rp 15.978

Whats New
Dari Hulu ke Hilir, Begini Upaya HM Sampoerna Kembangkan SDM di Indonesia

Dari Hulu ke Hilir, Begini Upaya HM Sampoerna Kembangkan SDM di Indonesia

Whats New
Disebut Jadi Penyebab Kontainer Tertahan di Pelabuhan, Ini Penjelasan Kemenperin

Disebut Jadi Penyebab Kontainer Tertahan di Pelabuhan, Ini Penjelasan Kemenperin

Whats New
Perbankan Antisipasi Kenaikan Kredit Macet Imbas Pencabutan Relaksasi Restrukturisasi Covid-19

Perbankan Antisipasi Kenaikan Kredit Macet Imbas Pencabutan Relaksasi Restrukturisasi Covid-19

Whats New
KKP Tangkap Kapal Ikan Berbendera Rusia di Laut Arafura

KKP Tangkap Kapal Ikan Berbendera Rusia di Laut Arafura

Whats New
Defisit APBN Pertama Pemerintahan Prabowo-Gibran Dipatok 2,45 Persen-2,58 Persen

Defisit APBN Pertama Pemerintahan Prabowo-Gibran Dipatok 2,45 Persen-2,58 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com