Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertumbuhan Kredit Perbankan Melambat

Kompas.com - 30/10/2023, 15:05 WIB
Kiki Safitri,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae mengatakan, kinerja intermediasi perbankan tetap terjaga dengan pertumbuhan kredit per September 2023 tercatat sebesar 8,96 persen secara tahunan.

Pencapaian tersebut cenderung melambat dibandingkan Agustus lalu yang tumbuh 9,06 persen secara tahunan, menjadi sebesar Rp 6.837.3 triliun. Adapun pertumbuhan tertinggi pada kredit investasi sebesar 11,19 persen.

“Ditinjau pada kepemilikan bank pada September 2023, bank umum swasta domestik menjadi kontribtor pertumbuhan kredit terbesar yaitu sebesar 12,19 persen secara tahunan dibandingkan bulan Juni-Juli 2023 di mana laju pertumbuhan kredit tertinggi dikontribusikan bank BUMN, sebesar 8,3 persen, dan 9,81 persen yoy,” kata Dian di Jakarta, Senin (30/10/2023).

Baca juga: OJK Sebut Potensi Bursa Karbon Sangat Besar

Dian mengatakan, di tengah tingkat suku bunga AS yang tinggi, industri perbankan Indonesia tetap solid dan resiliance. Ia mengatakan hal itu ditopang oleh tingkat permodalan sebesar 27,41 persen, atau jauh di atas rata-rata capital adequacy ratio di negara lain yang berada di bawah 20 persen.

“Hal ini menunjukkan kebijakan prudensial kita yang konservatif sangat membantu dalam menanganisituasi global yang masih ditandai dengan VUCA atau Volatility, Uncertainty, Complexity, Ambiguity,” lanjutnya.

Dia mengungkapkan pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) pada September 2023 tercatat 6,54 persen secara tahunan, atau menjadi Rp 8.147 triliun dengan giro menjadi pertumbuhan terbesar yaitu 9,84 persen yoy.

Baca juga: OJK: IHSG Melemah, Dana Asing Rp 6,37 Triliun Cabut dari RI

“Pertumbuhan DPK yang termoderasi antara lain karena meningkatnya konsumsi masyarakat dan meningkatnya kebutuhan investasi korporasi pasca pencabutan status pandemi Covid-19,” jelas dia.

Di sisi lain, likuiditas industri perbankan pada September 2023 dalam level yang memadai dalam rasio likuiditas jauh diatas level kebutuhan pengawasan.

Sementara itu kualitas kredit tetap terjaga dengan ratio NPL net perbankan 0,77 persen dimana Agustus bulan lalu 0,79 persen. Sementara itu, NPL growth 2,43 persen September, dan Agustus lalu 2,5 persen.

Baca juga: Penyaluran Kredit BRI Tumbuh 12,53 Persen di Kuartal III-2023

Seiring pertumbuhan perekonomian nasional, jumlah kredit restrukturisasi Covid-19 melanjutkan tren penurunan menjadi Rp 316,98 triliun.

“Bulan Agustus lalu tercatat Rp 326,15 triliun atau turun 9,17 triliun dengan jumlah nasabah tercatat 1,30 juta nasabah, sementara agustus lalu 1,46 juta nasabah atau berkurang 140.000 nasabah,” lanjut dia.

Menurunnya jumlah kredit restrukturisasi berdampak positif pada penurunan LAR menjadi 12,7 persen dimana agustus lalu tercatat 12,55 persen.

Baca juga: Mengenal Limit dalam Produk Kartu Kredit dan Paylater

“Jumlah kredit restrukturisasi Covid-19 yang bersifat targeted yaitu secara segmented, sektor, industri dan daerah tertentu yang memerlukan periode restrukturisasi kredit atau pembiayaan tambahan selama 1 tahun sampai dengan 31 Maret 2024 sebesar 43,32 persen dari total porsi kredit restrukturisasi Covid-19 atau Rp 145,3 triliun,” tambahnya.

Dia menambahkan, meskipun imbal hasil surat utang as masih di level tinggi dan berdampak pada kenaikan yield SBN, risiko pasar yang terkait portofolio SBN relatif termitigasi karena perbankan telah menyesuaikan durasi SBN dan melakukan rebalancing portofolio.

“Sehingga potensi kerugian dari perubahan wajar surat berharga tidak mengganggu permodalan bank,” lanjutnya.

Baca juga: Suku Bunga BI Naik, Bank Mandiri Masih Yakin Target Kredit Tercapai

Sementara itu, terkait dengan pelemahan nilai tukar rupiah, portofolio perbankan secara umum relatif tidak terpengaruh karena posisi devisa neto atau PDN perbankan tercatat stabil di level 1,76 persen, dan di bulan Agustus lalu 1,72 persen jauh di bawah tresshold 20 persen.

“Berdasarkan hasil asesment, industri perbankan tetap resilience dan mampu menyerap potensi risiko di tengah kondisi tersebut. Namun, bank akan terus melakukan stress test di berbagai sekenario untuk menguji ketahanan permodalan maupun likuiditas sesuai dengan prinsip management risiko,” tegas dia.

Baca juga: Kredit BCA Tumbuh 12,3 Persen pada Kuartal III-2023

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com