Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Pecahkan Rekor, Mandiri Jadi Bank Pertama dengan Aset Konsolidasi yang Tembus Rp 2.007 Triliun

Kompas.com - 30/10/2023, 17:39 WIB
Dwi NH,
A P Sari

Tim Redaksi

Posisi tersebut jauh lebih baik jika dibandingkan periode September 2022 di level 2,26 persen atau telah turun sebesar 90 basis poin (bps).

Dalam menjaga kualitas aset, Bank Mandiri juga telah membentuk pencadangan yang memadai.

“Sampai dengan September 2023, kami telah menyiapkan pencadangan yang cukup, dengan NPL coverage ratio bank only mencapai 339,34 persen atau meningkat dari posisi September 2022 sebesar 292,28 persen,” tutur Darmawan.

Baca juga: Studi: Covid-19 Tingkatkan Risiko Sindrom Guillain Barre

Adapun sampai dengan akhir September 2023, posisi restrukturisasi kredit terdampak Covid-19 Bank Mandiri makin landai menjadi Rp 23,8 triliun.

Jumlah tersebut sudah jauh lebih rendah dari September 2022 di posisi Rp 45,6 triliun, atau menurun -47,81 persen secara yoy.

Menurut Darmawan, penurunan itu didorong oleh pelunasan dan pembayaran cicilan debitur, dan bisnis para debitur yang sudah kembali normal.

Berkat disiplin dalam mengimplementasikan manajemen risiko, biaya kredit atau cost of credit (CoC) Bank Mandiri secara bank only pun berhasil ditekan menjadi 0,73 persen per September 2023. Angka ini jauh lebih baik jika dibandingkan pada 2023 yang mencetak angka 1,30 persen.

Baca juga: Kenali Risiko Matikan Mesin Mobil saat Kipas Radiator Masih Menyala

Bank Mandiri sebagai agent of development

Sebagai agent of development atau agen pembangunan, Bank Mandiri juga terus berkomitmen untuk berkontribusi terhadap pembangunan nasional. Hal ini tercermin dari penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) yang baki debetnya mencapai Rp 60,59 triliun per September 2023.

Tak hanya itu, Bank Mandiri juga telah membantu membukakan akses masyarakat yang sebelumnya unbanked kepada layanan perbankan melalui dukungan 132.000 agen Mandiri yang menjangkau 2,75 juta nasabah.

Bank Mandiri juga telah menerapkan tiga pilar implementasi nilai, yaitu lingkungan (environmental), sosial (social), dan tata kelola (governance) atau ESG.

Baca juga: Presdir Freeport Indonesia: Penerapan ESG Penting dalam Praktik Pertambangan

Darmawan menjelaskan, ketiga pilar tersebut menjadi target perseroan dalam mendukung ekosistem berkelanjutan.

Hasilnya, sampai dengan September 2023, Bank Mandiri telah menyalurkan portofolio berkelanjutan sebesar Rp 253 triliun atau 24,9 persen dari total kredit perseroan.

Dari portofolio tersebut, penyaluran terbesar masuk ke sektor UMKM dan kegiatan sosial sebesar Rp 131 triliun, disusul oleh sektor pertanian berkelanjutan Rp 97,9 triliun.

Baca juga: Bupati HST-Kementerian PUPR Bahas Pembangunan Bendungan Pancur Hanau Guna Dongkrak Produksi Pertanian

“Pembiayaan hijau atau green financing ini telah diarahkan untuk fokus ke sektor berkelanjutan, seperti sektor perkebunan yang telah tersertifikasi Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) atau Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO), energi baru dan terbarukan (EBT) seperti pembangkit listrik bertenaga hydro, geothermal, transportasi, hingga ekosistem kendaraan listrik dari hulu ke hilir,” tutur Darmawan.

Sejalan dengan itu, Bank Mandiri konsisten mendukung transisi menuju Indonesia Net Zero Emission (NZE) 2060 yang menjadi komitmen masyarakat global termasuk Indonesia.

Untuk itu, Bank Mandiri baru saja merilis Digital Carbon Tracking yang memungkinkan seluruh stakeholder melihat secara real-time jumlah karbon yang dihasilkan dan emisi yang berhasil dikurangi perseroan secara operasional.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com