Karyawan cenderung berbohong tentang jabatan untuk membuat diri mereka tampak lebih penting atau berkualitas. Jujurlah tentang jabatan Anda, tetapi lebih fokuslah pada keterampilan dan prestasi.
Baca juga: Perbedaan CV dan Portofolio untuk Melamar Kerja
Hal ini dapat dilakukan dengan format CV tertentu, seperti kombinasi, yang menyoroti keterampilan dan pencapaian Anda yang paling relevan dan penting di bagian atas CV.
Saat membahas pencapaian, pastikan untuk menyertakan segala sesuatu yang dapat diukur. Namun, cobalah untuk tidak terlalu terperinci.
Berbohong tentang referensi profesional adalah cara pasti untuk kehilangan pekerjaan.
Orang cenderung memalsukan referensi ketika mereka tidak memiliki cukup kontak profesional, tidak memiliki cara untuk menghubungi mantan rekan kerja, atau mereka resign karena hubungan yang buruk.
Baca juga: Cara Membuat CV Lamaran Kerja yang Menarik di Microsoft Word
Jika Anda meninggalkan pekerjaan dengan kondisi yang buruk, kemungkinan besar Anda tidak akan dapat mencantumkan mantan atasan sebagai kontak atau referensi.
Bila Anda masih belum memenuhi jumlah referensi yang disyaratkan, buatlah daftar referensi yang Anda miliki dan cobalah untuk memastikan bahwa setidaknya satu orang adalah atasan langsung.
Jika Anda tidak memiliki banyak pengalaman kerja karena Anda lulusan baru, pikirkan referensi dengan cara yang berbeda. Tidak masalah jika Anda mencantumkan dosen, pembimbing akademik, dan ketua jurusan. Mereka dapat membuktikan karakter dan etos kerja Anda.
“Kebohongan terburuk yang saya lihat di resume adalah meningkatkan keterampilan kerja,” kata Amy White, mantan direktur SDM di industri perawatan kesehatan yang kini menjalankan blog Daily Success Living.