Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tips Mengelola Investasi Syariah untuk "First Jobber"

Kompas.com - 09/11/2023, 12:13 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Anak muda yang baru pertama bekerja atau kerap disebut first jobber dapat mempertimbangkan investasi syariah sebagai salah satu cara mencapai tujuan finansialnya.

Senior Vice President Wealth PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) Asri Natanegeri menjelaskan, pekerja awalan yang belum memiliki tujuan finansial spesifik dapat mulai berinvestasi pada surat berharga syariah negara (SBSN).

"Seperti sukuk dan sukuk tabungan, karena tipikalnya mirip seperti tabungan atau deposito tapi jangka menengah (mid-term) dan dapat imbal hasil," kata dia ketika ditemui di Jakarta, Rabu (8/11/2023).

Baca juga: Gandeng Sucor AM, Nasabah BSI Bisa Investasi pada 2 Reksadana Syariah

Sementara itu, anak muda yang membutuhkan likuiditas tinggi dan memiliki kebutuhan operasional yang banyak dapat mempertimbangkan produk investasi yang lain.

Produk investasi reksadana pasar uang disebut lebih sesuai, karena tergolong memiliki likuiditas tinggi dan tetap mendapatkan imbal hasil di atas rata-rata.

"Kalau mau rate-nya lebih di atas rata-rata ya (reksadana) money market," imbuh dia.

Sementara itu, untuk pekerja awalan yang lebih melek investasi dan telah memiliki ketrampilan dapat juga mempertimbangkan reksadana saham.

Baca juga: Investasi Sukuk Tabungan ST011: Tingkat Kupon 6,3 Persen, Bisa Dibeli mulai Rp 1 Jutaan

"Kalau dia sudah agresif, tentunya reksadana saham menjadi suatu hal yang menarik juga," ungkap Asri.

Lebih lanjut ia bilang, anak-anak muda saat ini sudah lebih melek investasi, terutama setelah pandemi Covid-19.

Ilustrasi investasi.Freepik / storyset Ilustrasi investasi.

"Kenapa harus mulai investasi? karena pasti ada tujuan. Apakah untuk sekolah, perencanaan pensiun, atau haji. Jadi dari tujuan tersebut diterjemahkan jadi instrumen apa yang klop," terang dia.

Ia menjelaskan, anak muda secara umum dapat memilih instrumen sesuai dengan jangka waktu kebutuhan investasinya.

Baca juga: BEI: Minat Investasi Masih Terjaga di Tengah Ketidakpastian Global

Sebagai contoh, instrumen jangka pendek dengan likuiditas tinggi dapat dipenuhi dengan investasi yang ada di pasar uang.

Sementara, instrumen untuk kebutuhan jangka menengah dapat mengandalkan produk sukuk.

"Dengan tujuan itu, harus di-translate kira-kira instrumen apa yang nanti harus dipilih sebagai kelolaan investasi mereka, supaya goal-nya bisa tercapai," tutup dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com