Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Minyak Dunia Naik Tipis, Kembali Sentuh Level 80 Dollar AS Per Barrel

Kompas.com - 10/11/2023, 09:10 WIB
Yohana Artha Uly,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

NEW YORK, KOMPAS.com - Harga minyak mentah dunia naik tipis kembali menyentuh level 80 dollar AS per barrel pada akhir perdagangan Kamis (9/11/2023) waktu setempat atau Jumat (10/11/2023) pagi WIB.

Mengutip Business Times, harga minyak mentah Brent naik 0,59 persen atau 47 sen AS ke level 80,01 dollar AS per barrel. Sementara minyak mentah Intermediate West Texas Intermediate (WTI) AS turun 0,54 persen atau 41 sen AS ke level 75,74 dollar AS per barrel.

Pada perdagangan sebelumnya, harga minyak mentah terus melemah meninggalkan level 80 dollar AS per barrel, dan menyentuh level terendah sejak pertengahan Juli. Harga minyak mentah Brent turun hampir 20 dollar AS per barrel dari harga tertingginya di September 2023 lalu.

Baca juga: The Fed Bakal Terapkan Kebijakan Lebih Ketat untuk Turunkan Inflasi, Saham-saham di Wall Street Berguguran

Komentar Ketua Federal Reserve AS Jerome Powell pada Kamis kemarin, mengindikasikan kemungkinan kenaikan suku bunga di masa depan. Hal ini mengguncang harapan pasar saham dan minyak mentah untuk meningkatnya permintaan.

Seperti diketahui, suku bunga yang lebih tinggi akan meningkatkan biaya pinjaman dan dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi, sehingga mengurangi permintaan minyak.

"Ada hambatan ekonomi makro yang mempengaruhi pasar saat ini," kata John Kilduff, Mitra Again Capital LLC.

Fundamental pasar mendominasi sentimen perdagangan minyak mentah sepanjang hari Kamis kemarin. Lantaran, kekhawatiran pasar akan gangguan pasokan di Timur Tengah mulai mereda.

"Permulaan perang Israel-Hamas memang memicu volatilitas dan membawa risiko tambahan, namun hal itu tidak mempengaruhi fundamental pasar minyak," kata Burkhard, Wakil Presiden dan Kepala Penelitian Pasar Minyak S&P Global Commodity Insights.

Baca juga: Bos Bank Sentral AS: Perjalanan Turunkan Inflasi Masih Panjang...

 


Sementara itu, data impor minyak mentah China pada Oktober 2023 memang menunjukkan pertumbuhan yang kuat baik secara tahunan maupun bulanan, namun dari sisi ekspor barang dan jasa, China mengalami kontraksi lebih cepat dari perkiraan.

Data tersebut menandakan berlanjutnya penurunan prospek ekonomi China, yang merupakan negara perekonomian terbesar kedua di dunia, sekaligus importir minyak mentah terbesar di dunia.

Indikator permintaan juga menyiratkan pelemahan di Amerika Serikat (AS). Persediaan minyak mentah AS meningkat 11,9 juta barrel pada pekan lalu, kata sumber yang mengutip data American Petroleum Institute.

Jika terkonfirmasi, maka angka tersebut akan menjadi peningkatan terbesar sejak Februari 2023.

Badan Informasi Energi AS (EIA) sendiri telah menunda rilis data persediaan minyak mingguannya, dari biasanya rilis pada hari Rabu yang jatuh di 8 November 2023 menjadi bergeser ke Rabu pekan depan 15 November 2023 karena ada pembaruan sistem.

Meski banyak sentimen negatif terhadap pasar minyak, namun pasar global optimistis pada keyakinan bahwa sejumlah bank sentral negara ekonomi utama telah menyelesaikan kenaikan suku bunga mereka. Hal ini memicu penguatan tipis pada harga minyak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin Bakal Panggil Manajemen

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin Bakal Panggil Manajemen

Whats New
Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Whats New
Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Whats New
Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Whats New
KAI Ubah Pola Operasi, 21 Kereta Berhenti di Stasiun Jatinegara

KAI Ubah Pola Operasi, 21 Kereta Berhenti di Stasiun Jatinegara

Whats New
Kejar Target 1 Juta Barrel Minyak, Industri Hulu Migas Hadapi Keterbatasan Rig

Kejar Target 1 Juta Barrel Minyak, Industri Hulu Migas Hadapi Keterbatasan Rig

Whats New
PGN Suplai Gas Bumi untuk Smelter Tembaga Freeport

PGN Suplai Gas Bumi untuk Smelter Tembaga Freeport

Whats New
KKP Kembangkan Jejaring Perbenihan Nasional Ikan Nila

KKP Kembangkan Jejaring Perbenihan Nasional Ikan Nila

Whats New
Kemenhub Evaluasi Pola Pengasuhan di STIP Jakarta

Kemenhub Evaluasi Pola Pengasuhan di STIP Jakarta

Whats New
Konsumsi Rumah Tangga Kembali Jadi Penopang Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada Kuartal I-2024

Konsumsi Rumah Tangga Kembali Jadi Penopang Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada Kuartal I-2024

Whats New
Frekuensi Perjalanan LRT Jabodebek Ditambah, Waktu Tunggu Lebih Cepat

Frekuensi Perjalanan LRT Jabodebek Ditambah, Waktu Tunggu Lebih Cepat

Whats New
Kepala Bappenas Sebut Pembangunan IKN Capai 80,82 Persen

Kepala Bappenas Sebut Pembangunan IKN Capai 80,82 Persen

Whats New
Simak Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Simak Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Spend Smart
Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Tutup, Bagaimana Prospek Sahamnya?

Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Tutup, Bagaimana Prospek Sahamnya?

Earn Smart
Ada Regulasi Ketransmigrasian Baru, Kemendes Sebut Sebagai Modal Pengembangan Transmigrasi Modern

Ada Regulasi Ketransmigrasian Baru, Kemendes Sebut Sebagai Modal Pengembangan Transmigrasi Modern

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com