Untuk itu, hal terpenting dalam strategi marketing online adalah kemampuan membaca dan mengolah data yang tersedia untuk membuat keputusan bisnis yang benar.
Baca juga: Ramai di Internet, Apa Dampak VOMO untuk Penggemar Belanja Online?
Kini, banyak platform marketplace yang tersedia untuk jualan, di mana setiap platform berpotensi memiliki audiens loyal yang berbeda-beda. Dengan begitu, tingkat kehadiran toko online di setiap platform membuka peluang mendapatkan audiens atau calon konsumen lebih banyak lagi.
Dari riset Google Indonesia pada 2022 pun mencatat 92 persen pemilik toko online di Indonesia memiliki lebih dari satu akun marketplace.
Dari jumlah itu, sebanyak 63 persen pemilik toko online mengaku adanya kenaikan penjualan setelah memiliki beberapa akun marketplace.
Ditambah, dengan memiliki lebih dari satu akun marketplace, pengusaha juga bisa antisipasi jika ada platform yang mengalami masalah. Misalnya, seperti ditutupnya TikTok Shop pada awal Oktober 2023 lalu.
Baca juga: Kamu Seller Toko Online? Ini Tips agar Penjualan Naik
AHA Commerce mencatat ada penurunan omzet hingga menjadi tidak ada pendapatan sama sekali dari TikTok Shop, sedangkan pendapatan dari marketplace lain justru naik.
Bagi pengusaha toko online yang memiliki dua platform berbeda, konsumen yang biasa membeli di Tiktok Shop bisa diajak transaksi ke akun marketplace lainnya.
Namun, para pengusaha online juga harus memahami risiko memiliki banyak akun marketplace adalah ada potensi biaya operasional yang dikeluarkan semakin banyak.
Untuk itu, perlu dipertimbangkan juga untuk memilih sekitar satu sampai tiga platform yang dinilai paling efektif dalam mendapatkan potensi konsumen. Dengan begitu, biaya yang dikeluarkan untuk mengelola akun marketplace bisa optimal dalam mendorong pertumbuhan omzet.