Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
RILIS BIZ

AC Ventures dan Bain Rilis Laporan soal Lanskap Venture Capital di Indonesia

Kompas.com - 16/11/2023, 18:21 WIB
Sri Noviyanti

Editor


KOMPAS.com – Perusahaan modal ventura di kawasan Asia Tenggara AC Ventures bersama konsultan global Bain & Company merilis laporan komprehensif mengenai lanskap modal ventura atau Venture Capital (VC) di Indonesia yang berjudul “Indonesia Venture Capital Report 2023” pada Rabu (15/11/2023).

Laporan tersebut memberikan gambaran menyeluruh mengenai tren, tantangan, dan outlook ke depan dari industri tersebut.

Dalam laporan tersebut dikatakan bahwa sektor VC di Indonesia telah mengalami transformasi signifikan dalam beberapa tahun terakhir.

"Laporan bersama AC Ventures dengan Bain & Company mencerminkan evolusi VC di Indonesia di tengah ketidakpastian global. Meskipun tantangan masih ada, ketangguhan Indonesia terlihat saat investor lebih memprioritaskan startup yang memiliki fundamental kuat dan mampu mencapai profitabilitas,” ujar Founder and Managing Partner of AC Ventures Adrian Li dalam rilis yang diterima Kompas.com, Kamis (16/11/2023).

Baca juga: Erick Thohir: Modal Ventura BUMN Sudah Danai 336 Startup

Dia juga meyakini, Indonesia tetap menjadi pusat yang menjanjikan bagi investor teknologi global.

"Penelitian kami dengan AC Ventures menyoroti optimisme bersama terhadap daya tarik jangka panjang Indonesia sebagai tujuan investasi. Tantangan makro dan kondisi pendanaan yang lebih sulit akan membentuk ekosistem yang lebih solid dan tahan lama,” jelas Partner di Bain & Company Tom Kidd.

Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa pertumbuhan masa depan akan terwujud melalui berbagai peluang di sektor-sektor baru yang sedang berkembang dengan didukung oleh pangkalan investor yang semakin matang dan siap untuk menyediakan modal bagi perusahaan-perusahaan tersebut.

Penyesuaian pasar di Indonesia

Dalam laporan tertulis bahwa selama 12 bulan terakhir, terjadi penyesuaian pasar yang sebagian besar dipengaruhi oleh kondisi ekonomi makro global.

Meskipun volume transaksi meningkat pesat pada 2021, ketidakpastian makroekonomi yang meningkat mendorong kehati-hatian dalam momentum investasi, dan dampak dari paruh kedua 2022 menyebabkan penurunan jumlah dan besaran transaksi.

Meskipun terdapat optimisme yang diiringi kewaspadaan pada saat itu, proyeksi untuk 2023 menjadi lebih realistis dengan antisipasi penurunan nilai transaksi sekitar 70 - 80 persen dibandingkan dengan 2022. Tingkat pendanaan pada 2023 terhitung rendah hingga kuartal ketiga, yakni hanya mencapai 0,3 kali dibandingkan dengan kuartal ketiga 2022.

Laporan tersebut juga menuliskan, meskipun 2023 menantang bagi sektor VC, prospek pertumbuhan secara keseluruhan tetap positif, mengingat lanskap VC Indonesia secara umum memasuki tahap yang lebih matang.

Indonesia Venture Capital Report 2023.Dok AC Ventures Indonesia Venture Capital Report 2023.

Setelah lonjakan investasi VC yang dipicu oleh pulihnya kepercayaan investor selama 2020-2021, investor saat ini lebih bijak dan rasional dalam pendekatan mereka. Laporan ini menyoroti perubahan penting dalam hal apa yang diutamakan oleh para investor, lebih fokus pada startup yang memiliki bisnis yang menguntungkan, penilaian yang lebih bijak, dan rencana yang jelas untuk mencapai keuntungan.

Hal itu terlihat dari berkurangnya tingkat peralihan dari pendanaan awal (seed) ke putaran A/B

Baca juga: Reformasi Industri Keuangan Non-Bank, Asosiasi Modal Ventura: Positif untuk Startup Fintech.

Salah satu poin menarik dari laporan tersebut adalah ketangguhan Indonesia terhadap tren global. Meskipun nilai transaksi modal ventura global mengalami penurunan sekitar 20 persen hingga 40 persen, Indonesia berhasil menjaga nilai transaksi modal ventura yang stabil pada 2022 secara year-over-year (yoy) sebesar 3,6 miliar dollar AS. Selain itu, tercatat peningkatan volume transaksi sebesar 20 persen yoy pada tahun yang sama.

Fundamental makroekonomi yang menarik menunjukkan bahwa Indonesia tetap menjadi titik terang di kawasan ini dan akan memberikan iklim yang menguntungkan bagi startup di negara ini.

Dengan populasi usia muda yang mendominasi, dan jumlah masyarakat kelas menengah yang terus berkembang, nilai Produk Domestik Bruto (PDB) per kapita Indonesia tumbuh besar mencapai 4,6 persen pada 2022.

Konsumsi rumah tangga yang merupakan pendorong perekonomian yang signifikan, menyumbang 55,6 persen terhadap PDB. Perekonomian digital berada pada jalur yang meningkat, mencapai 77 miliar dollar AS pada 2022.

Agar Indonesia dapat tetap berada pada jalur pertumbuhannya, Indonesia perlu mengatasi hambatan makro, seperti ketegangan antara AS-China yang sedang berlangsung, Pemilu 2024 mendatang, dan meningkatnya tekanan terhadap pemain teknologi besar untuk mencapai profitabilitas, dan lanskap peraturan yang terus berkembang.

Baca juga: Perusahaan Modal Ventura: Pengertian, Sejarah, dan Jenis Pembiayaan

Laporan tersebut juga memberikan penjelasan mendalam mengenai tema-tema investasi utama. Meskipun bisnis berbasis platform di sektor-sektor seperti e-commerce dan mobilitas mendominasi sebelum 2020, terdapat pergeseran yang nyata ke arah subsektor fintech dan model ritel baru seperti direct to consumer (D2C) selama 2020-2022, terutama didorong oleh pesatnya pertumbuhan ekonomi dan peningkatan adopsi digital selama pandemi Covid-19.

Tema investasi yang muncul pada 2023 dan seterusnya mengarah pada peningkatan fokus pada environmental, social, and governnce (ESG), teknologi iklim, kendaraan listrik, teknologi kesehatan, dan merek D2C.

Dalam prospek exit perusahaan, preferensi tradisional terhadap trade sales mulai bergeser ke arah peningkatan tren penawaran saham perdana (IPO). Namun, adanya tekanan pasar dan kondisi pendanaan setelah tahun 2022 berpotensi mengurangi minat atau antusiasme terkait penawaran saham besar (mega-IPO).

Laporan tersebut menunjukkan adanya kemajuan dalam industri modal ventura di Indonesia. Kesepakatan pada tahap awal (early-stage deals), terutama di sektor-sektor yang sedang berkembang seperti mobilitas listrik dan layanan kesehatan, diperkirakan akan mendominasi aktivitas VC dalam waktu dekat.

Startup pada tahap akhir kemungkinan besar akan memperbarui strategi mereka dan mengutamakan profitabilitas di atas segalanya. Dengan proyeksi ekonomi digital yang mencapai 360 miliar dollar AS pada 2030, dan inisiatif seperti peluncuran IDXCarbon yang menandakan komitmen Indonesia terhadap masa depan net-zero, investor global mempunyai alasan untuk optimistis terhadap Indonesia.

Untuk mengakses laporan secara lengkap, silakan kunjungi tautan berikut

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com