Kemudian, peluang yang ketiga ialah terkait dengan digitalisasi. Airlangga menyebutkan, saat ini nilai ekonomi digital Indonesia telah mendekati 80 miliar dollar AS.
Angka ini berpotensi terus meningkat, dan disebut dapat mencapai 1 triliun dollar AS pada 2030.
Oleh karenanya, pemerintah terus melakukan pembangunan infrastruktur terkait digitalisasi seperti satelit untuk akses internet. Pada saat bersamaan, pemerintah meluncurkan program pengembangan talenta digital bekerjasama dengan sejumlah raksasa perusahaan teknologi seperti Apple, Microsoft, hingga Amazon.
Baca juga: Soal Pemisahan Ditjen Pajak dan Bea Cukai, Prabowo: Di Negara Maju Memang Agak Dipisahkan...
Peluang yang terakhir ialah terkait inovasi. Menurut Airlangga, inovasi diperlukan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan daya saing Tanah Air.
"Peluang tersebut menjadi modal yang baik bila dimanfaatkan secara optimal. Dan saat ini fundamental ekonomi kita dibandingkan dengan berbagai negara lain relatif jauh lebih baik, dan Indonesia termasuk dalam top 5 ekonomi di dunia," ucapnya.
Sebelumnya, Lembaga Penyelidikan Ekonomi & Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) menyatakan, peluang Indonesia untuk menjadi negara maju pada 2045 sangat kecil.
Alih-alih menjadi negara maju, Indonesia diproyeksi masuk ke jebakan negara pendapatan menengah atau middle income trap.
Baca juga: Investasi dan Hilirisasi, Kunci Indonesia Jadi Negara Maju dan Pemerataan Ekonomi
Pernyataan itu disampaikan LPEM FEB UI dalam dokumen White Paper bertajuk "Dari LPEM bagi Indonesia: Agenda Ekonomi dan Masyarakat 2024-2029". Secara garis besar, Indonesia disebut belum cukup memenuhi syarat menjadi negara maju.