Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inklusivitas Dipandang Bisa Majukan Industri Kripto dan Blockchain

Kompas.com - 28/11/2023, 20:00 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Editor

Dia menjelaskan, pihaknya memiliki budaya demokrasi tanpa hierarki yang ketat, di mana setiap karyawan dapat menghubungi manajer secara langsung untuk masalah apa pun dan mendapatkan bantuan dan dukungan.

Ilustrasi blockchain, teknologi blockchain.SHUTTERSTOCK/DEEMERWHA STUDIO Ilustrasi blockchain, teknologi blockchain.

"Semua ini mempermudah tim SDM kami dalam mengatasi masalah keragaman dan inklusi karena bisnis kami bersifat internasional dan beragam," tutur Chen.

Chen menyatakan, kemajuan industri kripto tentunya berasal dari aspek fundamental kripto sendiri yaitu DeFi atau keuangan yang terdesentralisasi.

Salah satu contohnya adalah NFT yang menciptakan kemungkinan baru terhadap kepemilikan dan pertukaran nilai, khususnya di bidang-bidang seperti seni, game, dan real estat virtual.

Baca juga: ID Food dan D3 Labs Hadirkan Teknologi Perikanan Berbasis Blockchain

Hal ini bertujuan untuk merevolusi layanan keuangan tradisional dengan membuat kemungkinan pengguna untuk mengaksesnya secara terdesentralisasi dan lebih inklusif.

"Ke depannya, saya melihat industri mata uang kripto akan terus berkembang dan menjadi lebih populer. Kita mungkin akan melihat peningkatan adopsi mata uang kripto sebagai metode pembayaran dan lebih banyak lagi institusi keuangan tradisional yang terlibat di dalamnya," papar Chen.

Selain itu, pengembangan kasus penggunaan dan teknologi baru, seperti interoperabilitas blockchain dan solusi penskalaan layer 2, akan semakin mendorong inovasi dan pertumbuhan di industri ini."

Selain itu, Chen juga mengungkapkan bahwa pengembangan inovasi produk dan manajemen risiko juga berpengaruh terhadap tim yang inklusif dalam suatu organisasi perusahaan.

Baca juga: Apa Dampak Blockchain untuk Sektor Keuangan di Asia Tenggara?

Karena akan ada banyak ide, saran dan diskusi yang dibutuhkan dari karyawan yang ahli dalam bidangnya namun juga tetap membutuhkan saran dari tim lainnya untuk implementasi yang lebih sempurna khususnya bagi layanan pengguna.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com