Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Pimpinan Bank Indonesia Disebut Gubernur?

Kompas.com - 03/12/2023, 09:14 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) sebagai bank sentral Indonesia dipimpin oleh seorang gubernur dan dibantu oleh deputi bubernur.

Seperti layaknya presiden, gubernur Bank Indonesia juga memiliki masa jabatan 5 tahun.

Gubernur BI dapat diangkat kembali dalam jabatan yang sama sebanyak-banyaknya satu kali masa jabatan berikutnya.

Secara umum, tugas Gubernur Bank Indonesia yakni membawa Bank Indonesia untuk mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah melalui pengelolaan bidang moneter, sistem pembayaran, dan stabilitas sistem keuangan.

Baca juga: Bank Indonesia Catat Uang Beredar Oktober 2023 Tembus Rp 8.505 Triliun

Lantas mengapa seorang pimpinan Bank Indonesia disebut Gubernur?

Anggota Badan Supervisi Bank Indonesia (BSBI) Piter Abdullah menceritakan, salah satu cikal bakal bank sentral bermula di Inggris.

"Jadi memang dari dulunya di Inggris pimpinan bank sentral adalah dewan gubernur yang dipimpin oleh seorang gubernur," kata dia kepada Kompas.com, ditulis Minggu (3/12/2023).

Ekonom sekaligus Direktur Eksekutif Segara Research Institute ini menceritakan, di kerajaan Inggris seorang gubernur awalnya adalah pejabat yang ditunjuk oleh raja atau kabiner Inggris untuk mengawasi koloni.

Pada masa itu, gubernur juga kadang-kadang disebut sebagai kepala pemerintahan kolonial.

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo (tengah) saat konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur BI di kantornya, Jakarta, Kamis (24/8/2023).KOMPAS.com/Isna Rifka Sri Rahayu Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo (tengah) saat konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur BI di kantornya, Jakarta, Kamis (24/8/2023).
Dalam kaitannya dengan bank sentral Inggris, para gubernur berpesan sebagai tim eksekutif tingkat atas Bank Dunia.

Para gubernur ini bekerja sama dengan komite kebijakan Bank Dunia untuk mengawasi pemenuhan misi Bank Dunia.

Dihubungi terpisah, Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Erwin Haryono mengatakan, pada umumnya di seluruh dunia pimpinan bank sentral disebut sebagai gubernur.

"Lebih pada kebiasaan saja," ujar dia.

Ia menjelaskan, nama gubernur sebagai pimpinan BI juga tidak terikat pada sifat Bank Indonesia yang independen, atau bebas dari campur tangan pemerintah.

"Tidak semua bank sentral independen, tapi pimpinannya tetap disebut gubernur," imbuh dia.

Baca juga: Tujuh Strategi Perry Warjiyo Nakhodai Bank Indonesia pada Periode Kedua

Dilansir dari laman resmi bi.go.id, sejarah Bank Indonesia saat ini dimulai pada 1951 saat muncul desakan kuat untuk mendirikan bank sentral sebagai wujud kedaulatan ekonomi Republik Indonesia.

Oleh karena itu, pemerintah memutuskan untuk membentuk Panitia Nasionalisasi DJB.

Proses nasionalisasi dilakukan melalui pembelian saham De Javasche Bank (DJB) oleh pemerintah RI, dengan besaran mencapai 97 persen.?

Pemerintah RI pada tanggal 1 Juli 1953 menerbitkan UU No.11 Tahun 1953 tentang Pokok Bank Indonesia, yang menggantikan DJB Wet Tahun 1922.

Sejak 1 Juli 1953 Bank Indonesia secara resmi berdiri sebagai Bank Sentral Republik Indonesia.?

Pada masa ini, terdapat Dewan Moneter (DM) yang bertugas menetapkan kebijakan moneter. DM diketuai Menteri Keuangan dengan anggota Gubernur BI dan Menteri Perdagangan.

Selanjutnya, BI bertugas menyelenggarakan kebijakan moneter yang telah ditetapkan oleh DM.

Baca juga: Rupiah Menguat Jauhi Level 16.000, Bank Indonesia: So Far, So Good

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Upaya Kemenparekraf Jaring Wisatawan Asing di Korea Selatan

Upaya Kemenparekraf Jaring Wisatawan Asing di Korea Selatan

Whats New
Libur 'Long Weekend', 2 Lintasan Utama ASDP Layani 26.122 Orang dan 125.950 Unit Kendaraan

Libur "Long Weekend", 2 Lintasan Utama ASDP Layani 26.122 Orang dan 125.950 Unit Kendaraan

Whats New
Soroti Kecelakan Bus Pariwisata di Subang, Menparekraf: Kita Butuh Manajemen Krisis yang Efektif

Soroti Kecelakan Bus Pariwisata di Subang, Menparekraf: Kita Butuh Manajemen Krisis yang Efektif

Whats New
OJK: Sektor Jasa Keuangan Nasional Stabil

OJK: Sektor Jasa Keuangan Nasional Stabil

Whats New
Sentimen Konsumen di AS Melemah Imbas Inflasi dan Tingkat Bunga Tinggi

Sentimen Konsumen di AS Melemah Imbas Inflasi dan Tingkat Bunga Tinggi

Whats New
Pabrik Sepatu Bata Tutup, Pengusaha: Pabrik Ada di Daerah dengan UMK Tinggi..

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Pengusaha: Pabrik Ada di Daerah dengan UMK Tinggi..

Whats New
OJK Sebut Perbankan Masih Optimistis Cetak Pertumbuhan Kredit 'Double Digit'

OJK Sebut Perbankan Masih Optimistis Cetak Pertumbuhan Kredit "Double Digit"

Whats New
9 Tips untuk Menjadi Kandidat yang Disukai dalam Wawancara Kerja

9 Tips untuk Menjadi Kandidat yang Disukai dalam Wawancara Kerja

Work Smart
Blak-blakan Emiten Prajogo Pangestu BREN soal Harga Saham yang Terus Menanjak

Blak-blakan Emiten Prajogo Pangestu BREN soal Harga Saham yang Terus Menanjak

Whats New
Banyak BPR Tutup, OJK: Tidak Mungkin Kami Selamatkan...

Banyak BPR Tutup, OJK: Tidak Mungkin Kami Selamatkan...

Whats New
Harga Bawang Putih Masih Tinggi, KSP Bakal Panggil Para Importir

Harga Bawang Putih Masih Tinggi, KSP Bakal Panggil Para Importir

Whats New
Berantas 'Bus Bodong', PO yang Langgar Aturan Harus Disanksi Tegas

Berantas "Bus Bodong", PO yang Langgar Aturan Harus Disanksi Tegas

Whats New
Wamen BUMN Ungkap Ada Wacana Kementerian Perumahan

Wamen BUMN Ungkap Ada Wacana Kementerian Perumahan

Whats New
Pemerintah Kaji Skema KPR Subsidi Buat Pekerja Gaji Rp 8 Juta-Rp 15 Juta

Pemerintah Kaji Skema KPR Subsidi Buat Pekerja Gaji Rp 8 Juta-Rp 15 Juta

Whats New
Emiten Prajogo Pangestu BREN Targetkan Capex Rp 2,5 Triliun Tahun Ini

Emiten Prajogo Pangestu BREN Targetkan Capex Rp 2,5 Triliun Tahun Ini

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com