Tanpa pemahaman yang memadai, mereka tidak akan berinvestasi dalam aset kripto secara sembarangan. Edukasi pengguna yang bisa diandalkan dapat membantu meningkatkan adopsi kripto di kalangan perempuan.
Kurangnya rasa percaya diri juga dapat menjelaskan kurangnya kepemimpinan perempuan dalam industri ini.
Perempuan dalam manajemen mungkin skeptis tentang kapasitas mereka dalam kepemimpinan dan ragu untuk berbicara di tempat kerja yang didominasi oleh laki-laki.
Baca juga: CEO Binance Terjerat Kasus Pencucian Uang, Ini Respons Pelaku Kripto RI
"Saat menjabat sebagai CMO pada pekerjaan saya sebelumnya di sebuah perusahaan fintech, saya adalah satu-satunya wanita di tim manajemen tersebut. Saya merasa tidak percaya diri dan terkadang frustrasi," jelas Chen.
Sebuah laporan PitchBook menemukan bahwa pendiri perempuan hanya mengumpulkan 2 persen dari pendanaan modal ventura pada tahun 2021.
"Kita perlu mengingat bahwa sebagian besar karakteristik yang melekat pada jenis kelamin tertentu sebenarnya adalah kualitas universal yang dimiliki oleh semua manusia, dan inilah saatnya untuk mendobrak stereotip gender, menarik lebih banyak perempuan ke dunia kripto, dan merangkul manfaat dari partisipasi perempuan yang lebih tinggi," ungkap dia.
Chen mengaku menginginkan lebih banyak perempuan berkecimpung di industri kripto.
Riset dan studi tentang persepsi perempuan terhadap investasi kripto diperlukan untuk memacu permintaan mereka dan lebih memahami preferensi mereka, dan untuk lebih memahami apa yang menghambat wanita dalam berinvestasi dan berpartisipasi di dunia kripto.
Baca juga: Platform Kripto di Asia Tenggara Buat Aliansi, Ini Tujuannya
Perusahaan kripto bertanggung jawab untuk menyediakan lebih banyak kesempatan magang dan pekerjaan bagi perempuan dan menciptakan lingkungan kerja yang ramah perempuan.
"Mata uang kripto dan blockchain harus bermanfaat bagi masyarakat luas dengan menciptakan lebih banyak peluang kerja, menghilangkan hambatan menuju kemandirian finansial, dan sarana lain bagi orang-orang dari berbagai latar belakang dan pengalaman," sebut Chen.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.