Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Cucun Ahmad Syamsurijal
Wakil Ketua Badan Anggaran DPR RI

Wakil Ketua Badan Anggaran DPR RI

Bonus Demografi, Potensi yang Diabaikan

Kompas.com - 07/12/2023, 08:25 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Padahal program-program pembangunan SDM di era pemerintahan Jokowi sangat besar, namun sayangnya tidak mampu meningkatkan produktivitas dan kualitas SDM Indonesia secara signifikan.

Pada akhirnya angka pengangguran, baik terbuka maupun terselubung masih sangat tinggi.

Pedang bermata dua

Bonus Demografi yang saat ini sedang dialami Indonesia ibarat pedang bermata dua. Di satu sisi memiliki potensi sangat besar bagi perekonomian Indonesia, tetapi di sisi lain memiliki risiko yang juga tidak kalah besar.

Bonus Demografi bisa berakibat buruk, bahkan menjadi bencana kependudukan bagi kondisi kesejahteraan masyarakat Indonesia seperti yang dialami oleh Afrika Selatan dan Brasil.

Afrika Selatan dan Brasil bisa menjadi contoh nyata negara yang tidak mampu memanfaatkan Bonus Demografi secara optimal. Kedua negara itu gagal mendapatkan keuntungan dari Bonus Demografi.

Afrika Selatan sampai sekarang masih terjebak sebagai negara dunia ketiga yang belum mampu keluar dari permasalahan kemiskinan yang membelit penduduknya.

Sementara Brasil saat ini terjebak dalam midle trap income di mana ketimpangan ekonomi antarmasyarakat masih sangat tinggi, pendapatan masyarakat tidak bisa bertambah, serta tidak bisa keluar dari zona kelompok negara “midle income” untuk kemudian naik ke kelompok negara “high income”.

Banyaknya jumlah penduduk usia produktif membutuhkan sarana penyaluran bagi produktivitas.

Tersedianya lapangan pekerjaan yang layak (decent job) menjadi prasyarat utama untuk menjadikan Bonus Demografi berdampak positif bagi perekonomian nasional.

Jika lapangan pekerjaan yang layak tidak cukup tersedia, maka penduduk usia produktif akan menjadi beban tambahan bagi perekonomian dan pada akhirnya akan menjadi bencana kependudukan.

Kondisi ini akan diperparah semakin meningkatnya persaingan tenaga kerja seiring dengan semakin terbukanya perekonomian di antara negara anggota ASEAN plus India dan Tiongkok.

Semakin terbukanya kerja sama di antara negara-negara tersebut akan semakin mendorong sektor ketenagakerjaan masuk ke dalam mekanisme pasar bebas.

Tenaga kerja terdidik Indonesia akan bersaing secara langsung dengan tenaga kerja dari sembilan negara ASEAN ditambah India dan Tiongkok.

Padahal peringkat pembangunan manusia Indonesia masih kalah jauh dibandingkan dengan Singapura, Tiongkok, Brunei Darussalam, Malaysia, dan Thailand.

Dengan kata lain, sangat besar kemungkinan kualitas tenaga kerja terdidik Indonesia masih kalah dibandingkan dengan kelima negara tadi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Work Smart
Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Whats New
Finaccel Digital Indonesia Berubah Nama jadi KrediFazz Digital Indonesia

Finaccel Digital Indonesia Berubah Nama jadi KrediFazz Digital Indonesia

Whats New
Dampak Fluktuasi Harga Pangan Awal 2024

Dampak Fluktuasi Harga Pangan Awal 2024

Whats New
Mengenal 2 Fitur Utama dalam Asuransi Kendaraan

Mengenal 2 Fitur Utama dalam Asuransi Kendaraan

Earn Smart
Penggunaan Gas Domestik Didominasi Industri, Paling Banyak Industri Pupuk

Penggunaan Gas Domestik Didominasi Industri, Paling Banyak Industri Pupuk

Whats New
Libur Panjang, Angkasa Pura II Proyeksikan Penumpang Capai 1 Juta Orang

Libur Panjang, Angkasa Pura II Proyeksikan Penumpang Capai 1 Juta Orang

Whats New
Percepat Peluncuran Produk untuk Perusahaan Teknologi, XpandEast Terapkan Strategi Pengurangan Time-to-Market

Percepat Peluncuran Produk untuk Perusahaan Teknologi, XpandEast Terapkan Strategi Pengurangan Time-to-Market

Whats New
Pasar Kripto Berpotensi 'Rebound', Simak Prospek Jangka Panjangnya

Pasar Kripto Berpotensi "Rebound", Simak Prospek Jangka Panjangnya

Earn Smart
Asosiasi 'Fintech Lending' Buka Suara Soal Pencabutan Izin Usaha TaniFund

Asosiasi "Fintech Lending" Buka Suara Soal Pencabutan Izin Usaha TaniFund

Whats New
Pihak Minimarket Diminta Ikut Tanggung Jawab Keamanan Parkir, Asosiasi: Kami Sudah Pasang CCTV dan Beri Peringatan

Pihak Minimarket Diminta Ikut Tanggung Jawab Keamanan Parkir, Asosiasi: Kami Sudah Pasang CCTV dan Beri Peringatan

Whats New
Pasar Kripto 'Sideways', Simak Tips 'Trading' untuk Pemula

Pasar Kripto "Sideways", Simak Tips "Trading" untuk Pemula

Earn Smart
Sederet Langkah Kemenhub Pasca Kasus Kekerasan di STIP Jakarta

Sederet Langkah Kemenhub Pasca Kasus Kekerasan di STIP Jakarta

Whats New
Harga Emas Terbaru 10 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 10 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru Pada Jumat 10 Mei 2024

Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru Pada Jumat 10 Mei 2024

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com