Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Untar untuk Indonesia
Akademisi

Platform akademisi Universitas Tarumanagara guna menyebarluaskan atau diseminasi hasil riset terkini kepada khalayak luas untuk membangun Indonesia yang lebih baik.

Usaha Rintisan, Ekspansi atau Tidak di Tahun Politik?

Kompas.com - 08/12/2023, 10:55 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Beberapa industri, hanya karena ukuran dan kematangannya, sulit untuk dimasuki oleh usaha baru dan tidak mungkin ditembus dengan pangsa pasar yang cukup untuk menghasilkan keuntungan.

Kedua, faktor manajemen. Ketika usaha baru berhasil bertahan dan sukses, bahkan sebagai usaha kecil, ada kecenderungan untuk percaya bahwa usaha tersebut harus melakukan segala sesuatunya dengan benar dan harus melanjutkan dengan cara yang sama.

Ini adalah kesalahan fatal yang dilakukan pebisnis yang tidak menyadari bahwa perubahan adalah produk sampingan dari kesuksesan.

Sering kali, ketika usaha berada dalam krisis, seorang pebisnis menyadari bahwa sudah waktunya melakukan transisi ke manajemen profesional, langkah yang mengharuskan untuk melakukan perubahan mendasar dalam sikap dan perilaku.

Pertumbuhan yang cepat membutuhkan keterampilan yang berbeda dengan keterampilan startup.

Pada awal usaha baru, pebisnis memiliki lebih banyak waktu untuk mengambil bagian dan bahkan mengendalikan seluruh aspek bisnis.

Namun ketika pertumbuhan cepat mulai terjadi, sistem harus ada untuk menangani peningkatan permintaan tanpa mengorbankan kualitas produk dan layanan.

Sebagian pebisnis tidak berkembang. Mereka mengalami kesulitan untuk berpindah dari peran wirausaha ke peran eksekutif, yang memerlukan penyesuaian kemampuan kepemimpinan mereka dengan kebutuhan perusahaan yang sedang berkembang.

Evaluasi ulang terhadap faktor-faktor yang memengaruhi pertumbuhan seperti perputaran inventaris, rasio modal kerja, rata-rata margin kotor, dan sebagainya, tidak boleh diabaikan begitu saja.

Tidak menutup kemungkinan, sekadar mengubah unit bisnis agar lebih mewakili nilai yang diinginkan pelanggan sudah cukup untuk membuat perbedaan signifikan dalam bisnis.

Ketiga, faktor skala. Banyak usaha rintisan yang dimulai dengan konsep hebat dan mengalami kesuksesan awal, akhirnya menemui jalan buntu dan terpuruk.

Penelitian telah menemukan bahwa di antara faktor-faktor yang memengaruhi pertumbuhan, faktor yang paling penting dalam perlambatan atau kegagalan adalah ketidakmampuan untuk memahami dan merespons lingkungan bisnis.

Artinya, pebisnis tidak menyadari peluang dan tantangan yang berkembang di luar perusahaan serta potensinya yang dapat merugikan perusahaan.

Hal ini menunjukkan bahwa pebisnis harus terus mengamati lingkungan, menilai perubahan dan munculnya pesaing.

Mereka juga harus merencanakan pertumbuhan dan mempekerjakan karyawan untuk pertumbuhan. Pertumbuhan harus menjadi budaya perusahaan.

Akhirnya, menyambut tahun baru dengan optimisme bahwa bisnis rintisan akan tumbuh meski dibayangi persepsi ketidakpastian menjadi modal penting untuk melangkah maju.

Siapa pun pemimpin Indonesia nantinya, hidup terus berjalan, bisnis tetap beroperasi dan berkontribusi untuk kesejahteraan bangsa. Di balik gonjang-ganjing politik, usaha rintisan tetap menyimpan potensi untuk terus tumbuh.

*Dosen Tetap Program Studi Sarjana Manajemen, Fakultas Ekonomi & Bisnis, Universitas Tarumanagara, Jakarta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com