Tak hanya itu, Starbucks juga menghadapi tekanan serikat pekerja mengenai gaji dan kondisi kerja serta tuduhan taktik anti serikat pekerja yang ilegal.
Baca juga: Starbucks Klarifikasi Rumor Alirkan Duit Keuntungannya ke Israel
Starbucks mengatakan, beberapa protes terkait perang di Gaza diakibatkan langsung oleh komentar serikat pekerja.
Sebagai catatan, lebih dari 350 dari sekitar 9.300 toko milik perusahaan di Amerika Serikat merupakan anggota serikat pekerja.
“Kami dengan tegas mengutuk tindakan terorisme, kebencian dan kekerasan ini, dan tidak setuju dengan pernyataan dan pandangan yang diungkapkan oleh Workers United dan anggotanya,” kata Starbucks dalam sebuah postingan.
“Perkataan dan tindakan Workers United adalah milik mereka, dan mereka sendiri,” imbuh postingan tersebut.