Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mentan Amran Bantah "Food Estate" Gunakan Pot untuk Tanam Jagung

Kompas.com - 22/12/2023, 08:38 WIB
Elsa Catriana,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman membantah tudingan yang menyebut adanya tanaman jagung dengan media tanam pot atau polybag dalam program food estate Gunung Mas, Kalimantan Tengah.

Sebelumnya, ada video yang ramai di media sosial yang menarasikan program food estate Gunung Mas, Kalimantan Tengah menanam jagung bukan di tanah, namun menggunakan polybag.

Dia pun meminta hal itu dibuktikan dengan mendatangi lokasi secara langsung.

Baca juga: Food Estate Jadi Sorotan, TKN Prabowo-Gibran: Mau Tanam di Mana Lagi?

Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan panen raya jagung di lokasi Food Estate, Kabupaten Keerom, Papua, Kamis (6/7/2023). Panen perdana ini dianggap Jokowi hasilnya sudah sangat tinggi, karena melampau standar nasional per hektarnya.KOMPAS.COM/Piter Gusbager Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan panen raya jagung di lokasi Food Estate, Kabupaten Keerom, Papua, Kamis (6/7/2023). Panen perdana ini dianggap Jokowi hasilnya sudah sangat tinggi, karena melampau standar nasional per hektarnya.

"Ada informasi katanya jagung ditanam di pot. Saya minta coba tunjukkan potnya, katanya ada yang pakai pot di sebelah mana itu," ujar Mentan dalam keterangannya, Jumat (22/12/2023).

Menurut Mentan, penggunaan pot hanya dilakukan pada benih percobaan agar mengetahui kondisi iklim dan seberapa besar pertumbuhan jagung yang akan ditanam.

Itu pun hanya beberapa pot saja karena benih yang lain tetap menggunakan media tanah secara langsung.

"Itu untuk percobaan saja agar kita mengetahui kondisi iklim dan benih yang akan ditanam. Dan itu yang diambil gambarnya. Tolong diubah mindsetnya, ubah karakternya agar negara yang saya cintai ini bisa menjadi super power. Jangan diisi dengan orang-orang pecundang yang suka fitnah," katanya.

Baca juga: Menyoal Contract Farming Solusi Pengganti Food Estate ala Anies Baswedan

Diketahui sebelumnya, Kementerian Pertanian (Kementan) bersama Kementerian Pertahanan (Kemenhan) fokus mengembangkan jagung pada lahan food estate Gunung Mas, Kalimantan Tengah. 

Amran mengklaim kolaborasi kedua lembaga ini cukup gesit karena jagung yang di tanam di sana sudah tumbuh setinggi orang dewasa.

Ilustrasi tanaman jagungUNSPLASH/KATHERINE VOLKOVSKI Ilustrasi tanaman jagung

"Jagungnya tumbuh subur dan pola tanamnya langsung di tanah. Tidak benar kalau ada yang mengatakan penanaman di polybag. Mari hindari berpolemik," katanya.

Mentan mengatakan, transformasi teknologi pertanian sudah demikian maju, sehingga cara berpikir pertanian tradisional harus dirubah apalagi teknologi ini diterapkan pada lahan marginal.

Baca juga: Anies Ingin Ubah Food Estate Jadi Contract Farming, Mentan Amran: Masih Kita Lanjutkan

Sebagai informasi juga, luas lahan food estate Gunung Mas mencapai 600 hektar, di mana pengembangan dan penanaman jagung dilakukan secara berkelanjutan dengan penerapan teknologi dan inovasi pertanian serta pelibatan sumberdaya manusia pertanian yang mumpuni.

Mentan menambahkan, kolaborasi Kementan dan Kemenhan mampu membuat lahan di sana menjadi tumbuh subur sehingga pada Januari mendatang diperkirakan sudah dapat dilakukan panen.

"Kami nyakin dengan kolaborasi ini Indonesia mampu menapaki swasembada di masa yang akan datang. Insyaallah semuanya berjalan dengan baik," jelasnya.

Sementara itu, Kepala Badan Standarisasi Instrumen Pertanian Kementerian Pertanian (BSIP Kementan), Fadjry Djufry mengungkapkan, pertanaman jagung di lahan Food Estate Gunung Mas, Kalimantan Tengah yang ditanam sejak 25 Oktober 2023 hingga saat ini tumbuh subur. Penanaman jagung itu ditanam langsung di tanah, bukan di polybag.

Baca juga: Pemerintah Genjot Produksi Food Estate Humbahas

"Tidak benar bahwa jagung ditanam di polybag. Pertanaman di polybag itu hanya sewaktu percobaan dan awal penanaman untuk mengetahui kesesuaian varietas jagung yang sesuai atau cocok di kondisi lahan dan iklim daerah tersebut. Itu jumlahnya beberapa lajur saja dan diawal pertanaman. Sekarang seluruhnya 4 hektar sudah ditanam di lahan," jelas Fadjry.

Menurut Fadjry, pemerintah dengan dukungan stakeholders, teknologi dan inovasi pertanian yang saat ini terus bertransformasi ke yang semakin modern dan tentunya dukungan anggaran optimis segera bisa menangani pengembangan food estate ini secara optimal.

Food estate Gunung Mas ini merupakan kegiatan ekstensifikasi atau perluasan lahan baru yang pengelolaanya harus dengan teknologi pertanian modern khususnya mekanisasi seperti di negara Taiwan, Jepang dan beberapa negara lainnya.

"Luas lahan food estate Gunung Mas ini kan 600 hektar, artinya luasnya terlalu kecil untuk kita ributkan dan polemikan kalau kita bandingkan luas lahan baku kita secara nasional 7,4 juta hektar. Itu hanya 0,008 persen. Kami optimis, enam bulan ke depan tiga bulan sampai enam bulan masalah ini selesai," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com